BRICS+ Fashion Summit Menjadi Titik Balik Industri Tekstil untuk Negara Berkembang

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
BRICS+ Fashion Summit membahas perkembangan fashion untuk negara berkembang digelar pada 4 Oktober 2024 di Moscow/Foto: Doc. IFC

BRICS+ Fashion Summit membahas perkembangan fashion untuk negara berkembang digelar pada 4 Oktober 2024 di Moscow/Foto: Doc. IFC

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Perhelatan internasional BRICS+ Fashion Summit telah dimulai di Moskow, menyatukan para profesional industri mode dari lebih dari 100 negara untuk membahas isu-isu dalam pengembangan fashion untuk negara berkembang. Summit ini mengeksplorasi topik-topik seperti penciptaan merek, manufaktur ramah lingkungan, dan masa depan fashion dalam lanskap global yang berubah dengan cepat.

Acara ini tergolong unik dan menjadi yang terbesar di dunia, khususnya dalam industri fesyen negara-negara berkembang. Acara ini memiliki keragaman geografis yang mengesankan, dimana tahun lalu terdapat 60 negara yang berpartisipasi. Kini jumlahnya jauh lebih banyak, bahkan mencapai lebih dari 100 negara dan untuk pertama kalinya, para ahli fashion dari Laos, Kamboja, El Salvador, Zambia, Kepulauan Cayman, dan lainnya telah sama-sama berkumpul di Moskow.

Bagaimana transformasi ritel saat ini, apa tren utama pada pekan mode di berbagai negara, serta bagaimana teknologi dan bahan ramah lingkungan digunakan dalam produksi - hari pertama bagian bisnis BRICS+ Fashion Summit dimulai dengan diskusi mengenai hal tersebut dan isu-isu lainnya. Lebih dari 200 eksekutif industri mode dunia akan berpartisipasi selama tiga hari.

Hari pertama program Bisnis BRICS+ Fashion Summit dimulai dengan diskusi yang aktif
mengenai beberapa isu mendesak yang sedang dihadapi industri mode saat ini. Lebih dari 200 eksekutif mode berkumpul untuk mendalami topik-topik seperti transformasi ritel, tren terbaru yang muncul di pekan mode di seluruh dunia, dan penggunaan teknologi yang terus meningkat, dan bahan ramah lingkungan dalam produksi.

Pasar BRICS sangat besar, dan para ahli yang berpengaruh memastikan bahwa negara-negara berkembang akan menentukan tren fashion dan berfokus pada merek lokal. Summit ini memperluas geografi di luar BRICS - salah satu pasar utama adalah Indonesia, yang memiliki penerbangan langsung ke Rusia: Pesawat-pesawat maskapai penerbangan nasional Russian Federation Aeroflot PJSC terbang ke Bali.

BRICS+ Fashion Summit membahas perkembangan fashion untuk negara berkembang digelar pada 4 Oktober 2024 di Moscow/Foto: Doc. IFC

Ali Charisma, Ketua Indonesian Fashion Chamber, menjadi salah satu pembicara utama
dalam topik industri mode global yang berkelanjutan. Dengan perluasan BRICS dan munculnya kelompok persatuan geopolitik negara-negara berkembang, isu-isu produksi dan pemasaran produk tekstil juga menjadi lebih relevan dari sebelumnya.

“BRICS+ Fashion Summit memainkan peran penting dalam membentuk lanskap fashion global dengan memfasilitasi kolaborasi lintas batas dan berbagi pengetahuan,” ujar Ali Charisma melalui siaran pers, Selasa, 8 Oktober 2024. 

“Bagi negara-negara berkembang, acara ini menawarkan platform untuk menampilkan kontribusi fashion mereka yang unik, mengakses pasar baru, dan membangun kemitraan strategis. Summit ini mempromosikan keberagaman dan inovasi dalam fashion, yang dapat membantu negara-negara ini mendapatkan visibilitas dan meningkatkan daya saing global mereka,” tambahnya

Industri tekstil dan pakaian Indonesia dianggap sebagai salah satu yang terbesar di dunia, yang mempekerjakan jutaan warga negara. Mode adalah salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Menurut situs penelitian Statista, produksi tekstil di Indonesia mencapai $13,5 miliar pada tahun 2023. 

Menemukan cara untuk memasuki pasar internasional, termasuk pasar Rusia, adalah salah satu tugas yang harus dilakukan. Indonesia dapat memasok seluruh wilayah dunia dengan kain berkualitas tinggi. Indonesia memiliki tradisi yang kaya akan slow fashion, ditandai oleh tekstil buatan tangan dan mode kerajinan tangan. Pendekatan unik ini dapat menawarkan perspektif baru bagi pasar Rusia, terutama dalam koleksi musiman yang cocok untuk musim panas. 

"Sebaliknya, tren fashion Rusia yang terus berkembang dan permintaan pasar dapat memberikan peluang baru bagi para desainer Indonesia untuk tumbuh dan berinovasi, mendorong pertukaran dinamis antara kedua pasar tersebut,” ucap Ali Charisma.

Internasional Moscow Fashion Week berlangsung bersamaan dengan Summit. Pada tanggal 4 Oktober, Moscow Fashion Week dibuka dengan peragaan busana dari jenama RAEGITAZORO asal Jakarta. Desainer Indonesia ini menciptakan koleksi dari kain sisa produksi yang tidak terpakai. Keberlanjutan ekologi dari merek Indonesia sangat selaras dengan diskusi di BRICS+ Fashion Summit, yang memberikan perhatian khusus pada keberlanjutan dalam mode. Warna- warna neon, hitam, dan putih turut mendominasi koleksinya.

Pilihan Editor: Cara Industri Tekstil Wujudkan Bisnis Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika


Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."