Kulit Kering Bikin Resah, Coba Minyak Vitamin E

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi kulit kering. Shutterstock

Ilustrasi kulit kering. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Minyak vitamin E sama sekali bukan barang baru dalam lemari kecantikan. Dahulu kala, sepertinya setiap majalah yang berfokus pada remaja mengkhotbahkan bahan tersebut sebagai jawaban untuk mengatasi jerawat dan menyembuhkan bekas jerawat. Selain itu, minyak tersebut dipuji karena janjinya untuk menghidrasi, memberi antioksidan, dan melindungi kulit, serta efeknya dalam memperbaiki kerusakan pada rambut. 

Apa Itu Minyak Vitamin E?

"Minyak vitamin E adalah vitamin dan minyak antioksidan," kata  dokter kulit bersertifikat di Union Square Laser Dermatology di New York City, Jennifer L. MacGregor. "Sering ditemukan dalam campuran antioksidan topikal atau pelembap." Dalam perawatan kulit, vitamin E biasanya ditemukan dalam bentuk minyak atau krim.

Alfa-tokoferol (bentuk vitamin E yang dapat dimetabolisme manusia) biasanya diproduksi secara sintetis tetapi juga dapat ditemukan dalam produk alami. Minyak alpukat, labu, dan biji gandum merupakan sumber vitamin yang baik, baik untuk penggunaan topikal maupun internal. Manfaat utama: Mengunci kelembapan, menghaluskan kulit, antioksidan

Siapa yang harus menggunakannya: Secara umum, siapa pun yang memiliki kulit kering. Vitamin E tidak direkomendasikan untuk kulit sensitif.

Seberapa sering Anda dapat menggunakannya? Anda sebaiknya hanya menggunakan vitamin E maksimal sekali sehari, sebaiknya di malam hari, karena biasanya terlalu tebal untuk digunakan di bawah riasan. 

"Vitamin E sintetis terdiri dari delapan bentuk berbeda, hanya satu yang identik dengan molekul alami. Hasilnya, ditemukan bahwa vitamin E alami memiliki setidaknya dua kali lipat potensi vitamin E sintetis," jelas Raymond Schep, MD, Kepala Ahli Kimia Colonial Dames Co. dan anggota Asosiasi Toksikologi CA. "Vitamin E alami juga digunakan dalam kosmetik sebagai tokoferol asetat.

D-alfa-tokoferol alami sekitar delapan kali lebih mahal daripada vitamin E sintetis, bentuk sintetis umumnya digunakan dalam kosmetik, terutama dalam produk dengan potensi tinggi. Selain itu, vitamin E alami harus melalui beberapa langkah pemrosesan untuk menghilangkan pestisida dan pembunuh gulma, yang semuanya mungkin tidak sepenuhnya hilang. Vitamin E sintetis tidak memiliki kekurangan ini.

Pilihan Editor: Kolaborasi dengan Itzy, Maybelline Rilis Matte Lip Cream dengan Vitamin E

BYRDIE

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."