Catat Girls, Berikut 15 Etika Traveling ke Jepang

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi tempat wisata di Jepang. Foto: Canva

Ilustrasi tempat wisata di Jepang. Foto: Canva

IKLAN

11. Patuhi Protokol Lalu Lintas

Dalam budaya Jepang, ada penekanan kuat pada aturan dan ketertiban, dan ini berlaku juga pada peraturan lalu lintas. Menyeberang jalan sembarangan tidak dianjurkan, penduduk setempat biasanya hanya menyeberang jalan di tempat penyeberangan pejalan kaki yang telah ditentukan. 

12. Hargai Kuil dan Tempat Suci

Kuil adalah tempat suci dan bukan sekadar objek wisata. Ada perbedaan antara kuil Buddha dan kuil Shinto, masing-masing dengan adat istiadat yang unik. Ikuti ritual tradisional, seperti membersihkan tangan di tempat penyucian dan membungkuk, untuk menunjukkan rasa hormat.

Selain itu, perhatikan tanda-tanda mengenai fotografi dan hindari perilaku mengganggu yang dapat mengurangi ketenangan secara keseluruhan.

13. Berpakaian Sopan

Warga Jepang punya prinsip "Waktu, Tempat, dan Acara" dalam memilih pakaian karena menunjukkan rasa hormat terhadap norma sosial. Disarankan untuk berpakaian sopan; pakaian yang terlalu terbuka hanya digunakan di distrik mode.

14. Menerima Kartu Nama

Kartu nama mencerminkan individu. Saat menerima kartu, terimalah dengan kedua tangan dan luangkan waktu sejenak untuk memeriksanya dengan saksama. Praktik ini memiliki arti penting dalam konteks profesional dan suasana kasual.

15. Baca yang Tersirat

Di Jepang, komunikasi sering kali dicirikan oleh gaya tidak langsung, yang mengharuskan seseorang membaca yang tersirat untuk memahami sepenuhnya makna yang dimaksud. Orang Jepang jarang yang langsung berkata tidak, mereka memilih kata-kata yang lebih tersirat. 

Pilihan Editor: Wisatawan Indonesia Bisa Gratis Keliling Jepang, Bagaimana Caranya?

MILA NOVITA | CONDE NAST TRAVELLING

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Halaman

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."