CANTIKA.COM, Jakarta - Salah satu eksebisi perawatan dan kecantikan terbesar di Indonesia, Cosmobeaute 2024 resmi digelar di JCC Senayan pada 10 - 12 Oktober 2024. Pada pagelaran ini, Co-Founder CEO Compas.co.id, Hanindia Narendrata berkesempatan menjadi salah satu pembicara. Pada kesempatan ini, ia mewakili Compas.co.id menyatakan concern terhadap tren overclaim bahan skincare di industri kecantikan dan perawatan serta mengajak para pengusaha untuk menghindari praktik tersebut.
Pada materinya Narendrata menyampaikan bahwa menurut data market insight dashboard Compas.co.id pada kuartal III 2024, nilai penjualan kategori perawatan & kecantikan di e-commerce mencapai Rp15,6 triliun, naik 17,8 % dibanding kuartal sebelumnya. Shopee masih menjadi kontributor terbesar nilai penjualan kategori perawatan & kecantikan sebesar 60,5%, diikuti oleh TikTok Shop yang tengah berkembang pesat dengan 34,5%, sementara Tokopedia 4,8 % dan Blibli 0,1 %.
“Sampai dengan akhir kuartal III 2024 Compas.co.id melihat kategori perawatan dan kecantikan secara konsisten terus bertumbuh tiap kuartalnya sejak tahun 2022. Sebagai perusahaan penyedia data e-commerce, analis bisnis dan e-commerce enabler untuk sektor Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) tentunya menjadi oase di tengah-tengah tantangan ekonomi yang dihadapi Indonesia, namun dengan adanya indikasi praktik overclaim yang dilakukan oleh beberapa brand perawatan dan kecantikan berpotensi untuk menurunkan animo publik pada industri ini,” terang Narendrata pada kesempatan Talkshow bersama NOSE dan influencer beauty Skinoppa.
Retinol Jadi Bahan Baku Paling Dicari di Tahun 2024
Pada kesempatan ini Narendrata juga menceritakan bahwa pada sepanjang Januari - September 2024, sub kategori face care menjadi yang paling diminati dengan berkontribusi terhadap nilai penjualan sebanyak 38%. Menelisik lebih detil, kategori produk face serum menjadi salah satu produk yang paling laris dengan memiliki market share 7%. Bukan tanpa alasan, sebab brand-brand ternama cukup banyak mengedukasi penggunaan serum, baik melalui edukasi dokter maupun diskusi terbuka dan publikasi bersama influencer beauty.
Bersama dengan momen ini, sejak 2022 lalu brand ternama juga sudah memberikan edukasi terkait penggunaan retinol yang tepat untuk perawatan wajah. Mulai dari jumlah atau kadar kandungan yang tepat, jumlah penggunaan yang tepat, hingga inovasi produk retinol yang lebih bersahabat terhadap kulit wajah.
Hal ini yang mendorong penggunaan Retinol oleh brand-brand perawatan dan kecantikan di kategori produk serum meningkat sebanyak 66% pada kuartal IV 2023 dibanding periode yang sama tahun 2022, dan terus menjadi bahan baku paling banyak digunakan para pelaku bisnis kecantikan selain Niacinamide.
Tercatat pada kuartal III 2024 ini, jumlah produk terjual (sales quantity) dengan bahan baku Retinol mencapai 785 ribu produk, terpaut 106 ribu produk terjual dari Niacinamide sebagai bahan baku paling laris. Menurut Narendrata hal ini terjadi seiring dengan semakin banyaknya produk yang menggunakan retinol, sehingga hal ini mendongkrak penjualan brand sampai dengan tahun 2024.
Pada kuartal III 2024, jumlah produk terjual dengan kandungan retinol masih meningkat sebesar 3,27% dan apabila tren positif perawatan dan kecantikan masih berlanjut, bukan tidak mungkin penjualannya akan makin meningkat. Bersamaan dengan itu, Narendrata mengajak seluruh pengusaha perawatan dan kecantikan, baik yang akan baru memulai bisnisnya maupun yang telah memiliki volume penjualan besar untuk menghindari praktik overclaim dan menggunakan cara lain untuk menarik minat konsumen.
Pada kesempatan ini Narendrata memberikan tips bagi para pengusaha e-commerce, “gunakan star ingredients pada produk kalian, jangan lupa untuk mencantumkan benefit atau manfaat dari ingredients tersebut untuk konsumen. Karena berdasarkan data Compas.co.id, 55 persen penjual yang mencantumkan ingredients di product title memiliki jumlah produk terjual lebih banyak dibandingkan yang tidak menggunakan,” terang Narendrata.
Menurut Narendrata, dibandingkan menggunakan praktik overclaim, lebih baik untuk berinovasi terhadap produk dengan kandungan-kandungan yang laris. Maklon-maklon besar seperti NOSE tentunya dapat memfasilitasi kebutuhan para pengusaha kecantikan. Selain itu Narendrata juga menyarankan penggunaan market insight sebagai acuan para pengusaha dalam membuat keputusan bisnis yang berdasarkan pada data.
Pilihan Editor: Jangan Asal Pilih, Ketahui Manfaat Bahan Skincare yang Sesuai Masalah Kulit Wajah
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika