Profil dan Perjalanan Karier Tri Rismaharini, Salah 1 Srikandi Calon Gubernur Jawa Timur

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Menteri  Sosial Tri Rismaharini  menjadi pembicara pembuka hari kedua Forum Infrastruktur Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD)di Paris Prancis, Rabu  pagi, 10 April 2024. (Sumber: Istimewa)

Menteri Sosial Tri Rismaharini menjadi pembicara pembuka hari kedua Forum Infrastruktur Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD)di Paris Prancis, Rabu pagi, 10 April 2024. (Sumber: Istimewa)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Pilgub Jawa Timur 2024 diikuti tiga pasangan calon. Menariknya, tiga bakal calon gubernur adalah perempuan. Mereka adalah Khofifah Indar Parawansa yang berpasangan dengan Emil Elistianto Dardak, Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans, dan Luluk Nur Hamidah dengan Lukmanul Khakim.

Profil dan Perjalanan Karier Tri Rismaharini

Sebelumnya menyalonkan jadi calon gubernur Jawa Timur, Tri Rismaharini atau yang akrab disapa Risma adalah Menteri Sosial pada Kabinet Indonesia Maju periode 2020-2024. Dia menjadi bagian dari kabinet pemerintahan Presiden Jokowi sejak 23 Desember 2020. Dia adalah politikus dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang lahir di Kediri pada 20 November 1961.

Risma adalah mantan Wali Kota Surabaya yang menjabat selama dua periode. Sebagai orang nomor satu di Kota Pahlawan, Risma mengepalai pemerintahan pada periode 28 September 2010-28 September 2015 dan 17 Februari 2016-23 Desember 2020.

Risma adalah wanita pertama yang menjadi pemimpin di Surabaya. Tak hanya itu, Risma juga tercatat sebagai wanita pertama yang dipilih langsung menjadi wali kota melalui Pilkada sepanjang sejarah demokrasi Indonesia di era reformasi. 

Keberhasilan Risma tidak hanya mencakup tingkat nasional. Namun, dia juga menjadi kepala daerah perempuan pertama di Indonesia yang beberapa kali masuk dalam daftar pemimpin terbaik dunia.

Melalui pemilihan langsung, Risma menggantikan Bambang Dwi Hartono yang lantas menjabat sebagai wakilnya. Pasangan Risma-Bambang diusung oleh PDI-P dan memenangi Pilkada Surabaya 2010 dengan perolehan suara 358.187 suara atau 38,53 persen. Keduanya dilantik pada 28 September 2010 oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo dalam sidang paripurna DPRD Kota Surabaya.

Namun di tengah masa jabatan, Bambang mengundurkan diri pada 14 Juni 2013 karena maju sebagai calon gubernur pada pilkada Jawa Timur 2013. Setelah Bambang mundur, Risma pun didampingi oleh Whisnu Sakti Buana. Dia terpilih secara aklamasi dalam sidang paripurna DPRD Kota Surabaya pada 8 November 2013 dan resmi dilantik pada 24 Januari 2014.

Whisnu kembali maju sebagai wakil Risma pada Pilkada Serentak 2015 di bawah naungan PDIP. Risma kembali meraih kemenangan mutlak yakni sebesar 893.087 suara atau 86,34 persen. Keduanya pun dilantik untuk masa bakti 2016-2021 pada 17 Februari 2016 oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo di Gedung Negara Grahadi.

Belum usai masa jabatannya sebagai Wali Kota Surabaya periode kedua, pada 2020 Risma dipercaya Presiden Jokowi untuk mengisi posisi Menteri Sosial. Dia menggantikan Juliari Batubara yang terjerat kasus korupsi dana Bansos Covid-19. Dia pun akhirnya mengundurkan diri dari jabatannya di Kota Pahlawan.

Kontroversi Risma

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."