CANTIKA.COM, Jakarta - Presiden RI Prabowo Subianto melantik tujuh tokoh menjadi Utusan Khusus Presiden, di Istana Negara, Jakarta, Senin, 21 Oktober 2024. Pelantikan itu berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 76/M tahun 2024 tentang Pengangkatan Utusan Khusus Presiden RI tahun 2024-2029, yang ditetapkan di Jakarta 21 Oktober 2024 oleh Presiden Prabowo Subianto.
Salah satu tokoh yang dilantik ialah Mari Elka Pangestu sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan Internasional dan Kerja Sama Multilateral. Seperti apa kiprahnya di bidang ekonomi dan bagaimana tantangan menjadi pemimpin perempuan, berikut ulasannya.
Profil Mari Elka Pangestu
Mari Elka Pangestu dikenal sebagai seorang ekonom, ahli moneter dan dosen. Dia pernah menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia, dan pada masa pada masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY menjabat Menteri Perdagangan Indonesia ke-26, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ke-10 serta Menteri Koperasi dan UKM (ad-interium). Dia adalah wanita keturunan Tionghoa-Indonesia pertama yang menjabat sebagai menteri di Indonesia.
Darah ekonom Mari didapat dari sang ayah. Perempuan kelahiran Jakarta, 23 Oktober 1956 ini merupakan putri ekonom beken Jusuf Panglaykim. Dia memiliki pengalaman luas di berbagai bidang selama lebih dari 30 tahun. Termasuk di bidang dunia akademis, organisasi internasional, dan pemerintahan. Mari diketahui ahli di bidang yang berkaitan dengan perdagangan internasional, investasi dan pembangunan dalam pengaturan multilateral, regional dan nasional.
Jabatan Mari antara lain Senior Fellow di Columbia School of International and Public Affairs, serta Profesor Ekonomi Internasional di Universitas Indonesia, asisten profesor di Lee Kuan Yew School of Public Policy dan Crawford School of Public Policy, Australian National University dan Anggota Dewan Biro Riset Ekonomi Indonesia (IBER), serta Center for Strategic and International Studies (CSIS), Jakarta.
Menukil laman Bank Dunia, Mari Pangestu sangat dihormati sebagai pakar internasional dalam berbagai isu global. Dia menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas International Food Policy Research Institute (IFPRI) di Washington D.C dan sebagai penasihat Komisi Global Geopolitik Transformasi Energi Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA) di Abu Dhabi. Dia juga termasuk anggota Dewan Kepemimpinan Jaringan Solusi Pembangunan Berkelanjutan PBB (SDSN).
Mari juga merupakan anggota Panel Tingkat Tinggi untuk Ekonomi Kelautan Berkelanjutan. Panelis inisiatif kesehatan WHO, Inisiatif Akses Setara, komisaris untuk Inisiatif Pembangunan Rendah Karbon Indonesia dan anggota dewan eksekutif Kamar Dagang Internasional (ICC). Selain itu, dia juga menjabat sebagai dewan sejumlah perusahaan sektor swasta.
Cita-cita Menjadi Dokter
Halaman