CANTIKA.COM, Jakarta - Peringatan Hari Sumpah Pemuda merupakan momen penting untuk mengingat perjuangan dan semangat persatuan pemuda Indonesia. Sejalan dengan semangat tersebut, Astra selama 15 tahun terakhir hadir secara konsisten melalui SATU Indonesia Awards memberikan apresiasi untuk anak bangsa dengan tajuk 'Bersama, Berkarya, dan Berkelanjutan'.
Tepat hari Selasa, 29 Oktober 2024 di Menara Astra diadakan pengumuman pemenang peserta SATU Indonesia Awards 2024 yang telah bersama berkontribusi dalam berkarya untuk mendukung terciptanya kehidupan berkelanjutan dalam bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi.
Dalam kesempatan berbahagia tersebut, Presiden Direktur Astra, Djony Bunarto mengatakan pihaknya terus mengapresiasi anak muda Indonesia yang senantiasa berkontribusi bagi masyarakat dan lingkungan mereka. Sejak dulu para anak muda memegang peranan penting bagi bangsa Indonesia.
"Tahun ini tercatat sebanyak 16.725 pendaftar atau meningkat sebesar 12 persen. Sejak pertama digelar 2010 setiap tahun selalu meningkat. Antusias untuk berbuat sesuatu yang baik dan berbagi untuk masyarakat semakin meningkat," ucapnya dalam sambutan.
Direktur Astra Internasional Djony Bunarto saat acara 15th SATU Indonesia Awards 2024 yang diadakan Astra di Menara Astra, Jakarta, Selasa, 29 Oktober 2024. TEMPO/Ilham Balindra
Jika ditelusuri sejak tahun 2010 terdapat 657 pemuda yang menorehkan namanya dalam SATU Indonesia Awards. Tentunya bukan angka yang kecil, sejumlah penerima apresiasi tersebut juga terlibat dan terkolaborasi dengan 200 Kampung Berseri Astra dan 1.196 Desa Sejahtera Astra. Tersebar di 35 provinsi, kedua program tersebut didesain untuk menjangkau desa atau kampung untuk kehidupan lebih baik dan masyarakat lebih luas lagi.
Sederet penerima apresiasi yang disampaikan Djony antara lain Muhammad Arifin dari Banjarmasin yang telah memberdayakan lebih dari 2000 orang kaum marginal dengan memberi pelatihan dan keterampilan kerja di bidang seni dan kerajinan tangan, produknya telah merambah pasar luar negeri.
Lalu ada Diana Cristiana Da Costa Ati asal Atambua yang dengan tulus mengabdikan dirinya untuk pendidikan dan memberantas buta huruf di daerah terpencil, Mappi, Papua Selatan. Kemudian Ivania Lubis asal Deli Serdang mengeskspor kain songket ke Jepang dan Jerman. Dan, Ahmad Sobirin asal Banyumas yang mengeskpor gula semut ke Jepang dan Korea Selatan.
"Saya kira banyak sekali hal-hal positif yang telah dibuat oleh anak muda di Indonesia yang tentunya didasari satu kesadaran, empati, dan keinginan berbuat baik bagi masyarakat sekitar. Semoga semakin banyak lagi penerima apresiasi yang menyebarkan energi positif lebih luas lagi. Marilah kita terus berkarya dan berkontribusi dalam kapasitas masing-masing. Tebarkan terus semangat inovasi dan berkelanjutan," imbau Djony Bunarto.
Daftar Pemenang SATU Indonesia Awards
Presiden Direktur PT Astra International Tbk Djony Bunarto Tjondro berfoto bersama pemenang Penghargaan Astra 15th Satu Indonesia Awards 2024 di Menara Astra, Jakarta, Selasa, 29 Oktober 2024. TEMPO/Lourentius EP
1. Ayu Fauziyyah Adhimah - Bidang Kesehatan
Peserta asal Daerah Istimewa Yogyakarta yang menggagas Gizipedia - Nutrition Basecamp, Ayu Fauziyyah Adhimah mengatakan inisiatifnya berawal dari media sosial yang terkait konten edukasi gizi untuk para guru. Kemudian tahun ini mulai berjalan ke masyarakat luas.
"Jadi kami membantu untuk meningkatkan status gizi masyarakat dengan program Pemberian Makanan Tambahan atau PMT khususnya status gizi Lansia. Karena di sekitar kami banyak sekali lansia dan anak-anak yang masih kurang status gizinya," ucap Ayu.
2. Kevin Gani- Bidang Lingkungan
Peserta asal Jawa Timur yang menggagas Garda Pangan, Kevin Gani mengatakan jika Indonesia penyumbang sampah nomor 2 di antara Negara-negara G20, bahkan komposisi paling besar sampah makanan. "Nah, dari latar belakang itulah kami membentuk Garda Pangan. Kami punya isu besar yakni mengurangi soal sampah makanan dan kesebaran akses makanan," ucap Kevin.
Tantangan yang ia rasakan di awal-awal, mitra Garda Pangan mesti diberi kepercayaan untuk melakukan donasi makanan, sebab konsep bank makanan terbilang masih awam. Lalu ketika food rescue, tantangan yang paling terasa ialah bagaimana agar kondisi makanan tetap baik saat sampai ke orang-orang yang membutuhkan.
Garda Pangan mengumpulkan makanan berlebih dari restoran, katering, bakery, hotel, lahan pertanian, event, pernikahan, dan donasi individu, dengan melewati serangkaian uji kelayakan makanan, untuk disalurkan pada masyarakat pra-sejahtera di Surabaya.
3. Irfan Y. Pratama - Bidang Teknologi
Peserta asal DKI Jakarta bersama dengan tim menggagas Awanio - Cloud Enabler Platfrom kerjasama dengan Principal HW besar untuk memajukan Software Sovereignty, Data Sovereignty, dan Operation Soverignty, Irfan Y. Pratama mengatakan tidak mudah berinovasi di bidang teknologi apalagi skala lokal. Sementara masih banyak produk dari luar untuk berbagai teknologi di Indonesia.
"Saya melihat banyak kementerian dan berbagai perusahaan yang menggunakan semua teknologi itu secara outsource atau dari luar. Jadi kita mencoba untuk membangun kesadaran bagi para masyarakat dan stakeholders di Indonesia agar bisa terus meng-endorse teknologi-teknologi di Indonesia," ucap Irfan.
Cloud Enabler Platform sendiri menurut Irfan adalah tempat pengguna teknologi menyimpan data dan aplikasi. Jadi semua data center lokal dan dibuat di Indonesia. Kemudian aplikasi itu ditempatkan di dalam data center yang bisa diakses jarak jauh atau nirkabel. Cloud ini digunakan untuk menyimpan aplikasi-aplikasi yang banyak digunakan masyarakat seperti aplikasi whatsapp atau aplikasi lain yang ada di handphone.
"Kami membangun software di mana cloud ini bisa berdiri. Jadi cloud itu ada dua komponen besar, hardware dan software. Kami mencoba membangun dan mengimplementasikan bersama pekerja di Indonesia yang berpengalaman di private sector agar bisa menggunakan produk-produk cloud dari Indonesia," papar dia.
4. Hana Maulida - Bidang Pendidikan
Peserta asal Banten, penggagas Gerakan #KakakAman yang memberikan pendidikan seksual bagi anak dengan cara yang menyenangkan, Hana Maulida ini mengatakan jika belakangan ini kita sering mendengar kasus-kasus kekerasan pada anak, hampir setiap hari baik di berita dan media sosial.
"Setiap kali membaca berita kekerasan seksual rasanya semua perasaan negatif muncul, marah, sedih, kesal , dan sedih. Tapi selanjutnya apa? Kita bisa apa, apakah hanya diam dan menyaksikan, sementara anak-anak Indonesia, anak-anak kita di luar sana itu tumbuh, berkembang setiap harinya tanpa ada yang memberi tahu mereka bagaimana caranya melindungi dirinya sendiri dari kekerasan seksual," ucap Hana.
Mengapa kekerasan, sebab menurut Hana pada 2023 angka kekerasan jumlahnya tinggi sekitar 18.000 kasus dan sebanyak 11.000 ialah kekerasan seksual. "Makanya kami berpikir, apa sih yang perlu kita kasih ke anak-anak sedangkan sekarang orang terdekat mereka justru menjadi pelaku. Lantas anak-anak harus berlindung pada siapa, sedangkan orang tua mereka ada yang jadi pelaku," ungkap Hana.
5. Yuyun Ahdiyanti - Bidang Kewirausahaan
Peserta asal Nusa Tenggara Barat menggagas pengembangan Tenun Bima dalam upaya peningkatan ekonomi kreatif untuk mendukung pariwisata Kota Bima, Yuyun Ahdiyanti mengatakan program yang ia inisiasi ialah berupa pengembangan Tenun Bima dalam upaya meningkatkan ekonomi kreatif danmendukung pariwisata di Bima.
"Latar belakangnya, saya ingin Tenun Bima itu semakin dikenal luar dan melestarikan warisan budaya Nenek Moyang. Jadi, saya itu memberdayakan sebanyak sekitar 200-an orang dan lebih dominan ke anak-anak muda. Programnya mulai dari menggunakan pewarna alam untuk kain dan benangnya," ujar Yuyun.
Tantangan yang ia alami ialah bagaimana kain tenun Bima bukan hanya untuk acara khusus formal atau upacara adat dan dikenakan orang tua, tetapi juga bisa dipakai anak muda di berbagai acara seperti yang ia kenakan.
Sebagai informasi, SATU Indonesia Awards adalah agenda tahunan yang diadakan oleh Grup Astra bekerja sama dengan beberapa media massa di antaranya Tempo, Antara, Kumparan, IDN Times, dan Young on Top. Para juri yang menilai antara lain tokoh inspiratif dan ahli di bidangnya yakni Profesor Nila Moeloek, Profesor Emil Salim, Profesor Fasli Jalal, Tri Mumpuni, Onno W. Purbo, Arif Zulkifli, Dian Sastrowardoyo, Billy Boen, Boy Kelana Soebroto, Arif Zulkifli, dan Diah Suran Febrianti. Hal berbeda di tahun ini, Astra juga menggandeng aktris Raline Shah sebagai juri tamu.
Pilihan Editor: SATU Indonesia Awards Kembali Hadir, Ini Syarat Jadi Peserta
INFO CANTIKA
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika