Kurangi Asupan Gula Sejak Usia Dini Berisiko Rendah Terkena Diabetes

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi gula pasir. boldsky.com

Ilustrasi gula pasir. boldsky.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sebuah studi baru menunjukkan bahwa membatasi asupan gula, bahkan di dalam rahim selama 1.000 hari pertama setelah bayi dikandung, dapat mengurangi risiko diabetes.
Sebuah studi baru yang inovatif menemukan bahwa membatasi asupan gula sejak dini pada anak-anak dapat mengurangi risiko mereka terkena diabetes , hipertensi, dan tekanan darah tinggi di kemudian hari. 

Penelitian tersebut menemukan bahwa pembatasan harus dilakukan sedini 1.000 hari pertama setelah bayi dikandung, termasuk 9 bulan saat mereka berada dalam kandungan. Sebuah penelitian menemukan bahwa anak-anak yang mengalami pembatasan gula sejak awal kandungan memiliki risiko hingga 35 persen lebih rendah terkena diabetes.

Studi ini dipublikasikan di jurnal Science dan dipimpin oleh para peneliti dari University of Southern California, McGill University, dan UC Berkeley. Ditemukan bahwa anak-anak yang menjalani pembatasan gula selama 1.000 hari pertama setelah pembuahan memiliki risiko hingga 35 persen lebih rendah untuk terkena diabetes tipe 2 dan 20 persen lebih rendah untuk terkena hipertensi di usia paruh baya, serta menunda timbulnya penyakit hingga 4 dan 2 tahun.

Pembatasan asupan gula selama masa perang

Para peneliti menggunakan data terkini dari UK Biobank untuk mempelajari dampak paparan pembatasan gula di awal kehidupan. Hasil kesehatan dipantau pada orang dewasa yang dikandung sebelum dan sesudah program pembatasan gula pasca-Perang Dunia II di Inggris. Mereka menganalisis data dari lebih dari 60.000 peserta yang lahir antara Oktober 1951 dan Maret 1956. Pembatasan berlaku selama perang dan berakhir pada September 1953.

Tadeja Gracner dari University of Southern California berkata , “Mempelajari efek jangka panjang gula tambahan terhadap kesehatan merupakan tantangan. Sulit untuk menemukan situasi di mana orang-orang secara acak terpapar pada lingkungan nutrisi yang berbeda di awal kehidupan dan mengamatinya selama 50 hingga 60 tahun. Berakhirnya penjatahan memberi kita eksperimen alami yang baru untuk mengatasi masalah ini.”

Selama pembatasan, asupan gula sekitar setengah (sekitar 40 gram per hari) dari tingkat segera setelah pembatasan. Sementara itu, WHO, serta Pedoman Diet untuk Amerika yang diadopsi pada tahun 2020, merekomendasikan agar anak-anak di bawah usia dua tahun tidak mengonsumsi gula tambahan, dan orang dewasa harus membatasi asupan gula tambahan hingga 7 sendok teh per hari dan mengonsumsi tidak lebih dari 12 sendok teh (50g).

Apa yang ditemukan penelitian itu?

Penelitian tersebut menemukan bahwa pembatasan gula dalam rahim dan selama 1.000 hari pertama secara substansial menurunkan risiko terkena diabetes tipe 2 dan hipertensi.

Dalam lingkungan pangan kita saat ini, gula tersedia di hampir semua jenis makanan, bahkan susu formula bayi, makanan, atau minuman. Pada usia dua tahun, banyak anak mengonsumsi gula sebanyak yang direkomendasikan untuk orang dewasa. Pada saat mereka remaja, konsumsi mereka hampir tiga kali lipat.

"Gula di awal kehidupan adalah tembakau baru, dan kita harus memperlakukannya seperti itu dengan meminta pertanggungjawaban perusahaan makanan untuk merumuskan kembali makanan bayi dengan pilihan yang lebih sehat dan mengatur pemasaran dan mengenakan pajak atas makanan manis yang ditujukan untuk anak-anak," kata rekan penulis studi Paul Gertler dari UC Berkeley dan National Bureau of Economics Research dalam sebuah pernyataan. 

Pilihan Editor: Benarkah Asupan Gula Berlebih Memicu Gangguan Kecemasan? Simak Penjelasannya

HINDUSTAN TIMES 

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."