Lewat Aroma, Artificial Intelligence Ini Bisa Membedakan Sneakers Asli atau Palsu

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi sneakers (pixabay.com)

Ilustrasi sneakers (pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Menghadapi pesatnya kehadiran barang-barang mode palsu di pasaran, ada kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang membantu mengidentifikasi barang asli atau palsu. Salah satu terobosan tersebut berasal dari Osmo, startup yang didirikan oleh Alex Wiltschko, mantan peneliti Google. Teknologi Osmo tidak hanya membantu mengenali sneakers asli, tapi juga mampu mengidentifikasi aroma, membawa dimensi baru untuk otentikasi produk dan jaminan kualitas.

Menggunakan AI canggih dan sistem pengakuan terkomputerisasi, perusahaan sekarang dapat membedakan antara produk asli dan palsu dengan menganalisis profil aroma mereka. Teknologi inovatif ini dapat memiliki implikasi yang luas bagi industri retail, terutama di sektor-sektor yang terganggu oleh munculnya barang-barang palsu.

Selain mengenali sepatu palsu, platform ini dapat mendeteksi penyakit pada manusia, seperti anjing terlatih digunakan untuk mengendus kondisi medis. Ini adalah teknologi dengan potensi besar untuk merevolusi retail dan perawatan kesehatan.

Pembuatan Konsep Sejak 2022

Konsep AI ini terbentuk pada tahun 2022 ketika Wiltschko masih di Google Research. Bersama tim, dia mulai dengan mengumpulkan data lebih dari 5.000 molekul aromatik, membantu menciptakan apa yang mereka sebut "peta aroma" yang mengkategorikan setiap wewangian atau bau dengan cara terstruktur. Tanpa glosarium online yang diandalkan, mereka bekerja erat dengan warfum utama yang membantu menggambarkan dan menyempurnakan aroma ini.

Dengan memetakan aroma sneakers asli, AI kemudian dapat membandingkannya dengan aroma barang palsu, yang cenderung menggunakan bahan yang lebih murah dan berkualitas rendah.

Hasilnya sangat mengesankan. Sistem ini sekarang dapat mengidentifikasi pemalsuan dengan tingkat akurasi hingga 95%, terutama sneakers dan tas. Barang-barang ini sering menggunakan kulit atau suede, bahan yang lebih mudah dibedakan berdasarkan aroma mereka dibandingkan dengan kulit sintetis, berkualitas lebih rendah yang biasanya ditemukan dalam produk palsu.

Namun, sistem masih menghadapi beberapa tantangan. Contoh, tidak semua item memiliki profil aroma yang berbeda dengan sneakers dan tas. Pakaian desainer, misalnya, sering memiliki bau yang lebih halus, kurang kuat, membuat lebih sulit untuk ditafsirkan AI secara akurat.

Proses "pelatihan" AI dengan aroma produk juga membutuhkan barang-barang dalam jumlah besar, yang bisa menjadi masalah bagi sneakers edisi terbatas atau kolaborasi desainer eksklusif di mana hanya sejumlah kecil barang yang tersedia untuk pengujian.

Hambatan lain terletak pada pemeliharaan jangka panjang dan pembaruan yang diperlukan untuk menjaga sistem tetap akurat. Ketika pengecer mulai mengadopsi teknologi ini, AI akan membutuhkan pembaruan rutin, pengetahuan ilmiah, dan penyesuaian, yang bisa menjadi sumber daya yang intensif.

Terlepas dari rintangan ini, inovasi ini menyoroti tren yang berkembang dalam industri mode. Semakin pentingnya pemeriksaan sertifikasi dan keaslian, terutama untuk merek mewah kelas atas dan platform penjualan kembali online.

Untuk merek dan bisnis yang berjuang melawan barang-barang palsu, AI ini dapat menawarkan cara yang lebih cepat dan lebih dapat diandalkan untuk memverifikasi keaslian dan melindungi reputasi suatu produk, termasuk sneakers asli.

Pilihan Editor: Deteksi Jenis Kulit Berbasis AI Jadi Terobosan Skin Tech Terbaru, Simak Cara Kerjanya

TIMES OF INDIA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."