5 Alasan Orang Sulit Keluar dari Toxic Relationship, Tekanan Budaya dan Sosial Salah Satunya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Istilah toxic relationship mengacu pada sebuah hubungan yang tidak sehat dan ditandai dengan berbagai perilaku 'beracun' yang punya potensi merusak fisik dan mental diri sendiri atau pasangan. (Foto: Canva)

Istilah toxic relationship mengacu pada sebuah hubungan yang tidak sehat dan ditandai dengan berbagai perilaku 'beracun' yang punya potensi merusak fisik dan mental diri sendiri atau pasangan. (Foto: Canva)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Keluar dari hubungan beracun alias toxic relationship adalah proses yang kompleks. Sebab bukan hanya fisik, melainkan juga ikatan emosional yang menantang terlibat di dalamnya. Maka dari itu, membutuhkan banyak dukungan emosional dari orang-orang yang dicintai dan masyarakat pada umumnya. Berikut ini beberapa alasan mengapa orang sulit meninggalkan toxic relationship menurut Arouba Kabir, profesional kesehatan emosional & mental dan Pendiri ENSO Wellness.

1. Harga diri rendah

Orang-orang yang terjerat dalam toxic relationship memiliki harga diri yang rendah sejak awal atau seiring waktu, pelecehan dapat mengikis harga diri seseorang dan membuat mereka merasa tidak mampu bertahan hidup secara mandiri.

Korban toxic relationship menginternalisasi negativitas yang telah mereka alami, yang mengarah pada rasa tidak berdaya dalam hal apa pun.

2. Tekanan sosial dan budaya

Harapan masyarakat, agama, dan norma-norma budaya sering kali mencegah sejumlah orang meninggalkan hubungan, terutama pernikahan toxic. Mereka mungkin takut penilaian, rasa malu, atau pengucilan dari keluarga atau komunitas jika mereka pergi, terutama jika telah memiliki keturunan.

3. Trauma

Perilaku "panas" dan "dingin" adalah salah satu pola umum dalam hubungan beracun. Pelaku toxic relationship biasanya punya siklus pelecehan dan kasih sayang, di mana pelaku kekerasan secara berkala menunjukkan kebaikan atau penyesalan. Pola ini memperkuat keterikatan emosional korban dengan pelaku, membuat mereka sulit untuk melepaskan diri dari toxic relationship.

4. Berharap ada perubahan

Salah satu alasan orang sulit keluar dari toxic relationship adalah berpegang pada harapan bahwa pasangan atau hubungan akan berubah ke arah lebih baik terutama jika pelaku meminta maaf, berjanji untuk melakukan yang lebih baik, atau menunjukkan penyesalan.

Siklus penyalahgunaan dan rekonsiliasi ini dapat menciptakan keterikatan yang sulit dipatahkan dalam hubungan beracun.

5. Takut akan pembalasan

Dalam banyak toxic relationship, ada rasa takut pembalasan jika orang tersebut mencoba keluar dari jeratan toksik tersebut. Kebanyakan pelaku kekerasan toxic relationship menggunakan ancaman untuk membahayakan korban, diri sendiri, anak-anak, atau hewan peliharaan, sehingga membuat korban merasa aman untuk tetap bertahan ketimbang keluar dari hubungan beracun.

Memahami alasan-alasan di atas dapat membantu memberikan dukungan yang lebih baik bagi individu-individu yang berjuang keluar dari toxic relationship.

Pilihan Editor: 5 Tanda Anda Terjebak Toxic Relationship

TIMES OF INDIA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."