Pentingnya Decluttering Digital untuk Kesehatan Mental, Kata Psikolog

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi aplikasi media sosial di telepon genggam/hyppe

Ilustrasi aplikasi media sosial di telepon genggam/hyppe

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Seperti apa kotak masuk surat elektronik atau email kamu? Terlalu banyak email yang belum dibaca? Bagaimana dengan aplikasi pesan kamu? Apakah kamu memiliki ribuan tangkapan layar di ponsel? Apakah kamu mendapatkan pemberitahuan konstan bahwa penyimpanan hampir penuh? Itu tandanya kamu perlu decluttering digital. Jangan sepelekan beberes file, foto, video, email, atau aplikasi yang tak lagi digunakan karena bisa memengaruhi kesehatan mental dan produktivitas, kata para ahli.

Kekacauan digital atau digital clutter adalah fenomena umum akhir-akhir ini. Susan Albers, psikolog klinis di Klinik Cleveland di Ohio mengatakan kepada CNN Health bahwa kekacauan digital yang luar biasa ini memicu banyak stres dan kecemasan.

Dia melihat bagaimana ini adalah masalah yang relatif baru, dan pendahulu kita tidak pernah menghadapinya, karena kita sekarang hidup di era digital.

Kekacauan digital ini kadang-kadang dapat meningkat menjadi suatu kondisi yang disebut penimbunan digital atau digital hoarding menurut peneliti.

Albers mencatat bahwa ketika kamu harus melalui ribuan foto atau file untuk menemukan sesuatu yang kamu butuhkan itu mungkin merupakan tanda kekacauan digital. Kekacauan digital bisa sama menegangkannya dengan kekacauan fisik. Dia menyatakan bahwa otak kita benar-benar cenderung mendukung kejelasan dan kesederhanaan daripada kekacauan, dan itulah yang bisa dirasakan ketika kamu memiliki "sejuta" jendela atau tab di gawai terbuka.

Sementara itu, menurut Emanuel Maidenberg, profesor klinis psikiatri dan ilmu biobehavioral di Sekolah Kedokteran David Geffen UCLA, digital hoarding adalah ketika kamu menyimpan semua foto, dokumen atau file yang secara sadar tidak dibutuhkan. Walhasil, kamu menjadi kewalahan saat mencari yang dibutuhkan, dan gawai pun lambat saat digunakan.

Cara Decluttering Digital

Albers menekankan bahwa decluttering digital membantu kesejahteraan mental. Dia merekomendasikan untuk mendedikasikan beberapa menit setiap pagi untuk melakukan audit digital, hal-hal apa saja yang bisa dibatasi atau dikurangi.

Dia juga merekomendasikan mematikan pemberitahuan yang tidak diinginkan dan berhenti berlangganan iklan yang menghalangi email.

Kesejahteraan digital sangat penting, maka dari itu penting mengecek waktu yang dihabiskan untuk menggunakan gawai. Batasi jumlah akun media sosial yang kamu ikuti untuk memangkas waktu bermain media sosial dan terjebak dalam rawa komparasi tanpa henti. Dan, agendakan detoks digital saat kamu libur bekerja atau kuliah.

Pilihan Editor: Mengapa Orang yang Egois Sangat Bergantung pada Media Sosial?

TIMES OF INDIA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."