Apakah Kamu Menjadi Agresif saat Kelelahan? Simak Penjelasannya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi perempuan lelah/kurang istirahat/mengantuk. Shutterstock

Ilustrasi perempuan lelah/kurang istirahat/mengantuk. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Para peneliti mengatakan bahwa memaparkan otak pada stres intens selama 45 menit dapat memicu tindakan agresif dalam situasi sosial. Saat kita kelelahan secara mental, kita cenderung memiliki toleransi yang lebih rendah terhadap berbagai hal. 

Hal tersebut membuat kita cepat marah dan akhirnya mengatakan hal-hal yang kasar. Sebuah studi baru-baru ini yang dipimpin oleh para ilmuwan dari IMT School for Advanced Studies Lucca di Italia meneliti mengapa hal itu terjadi.

Brain drain terjadi saat kita stres karena harus mengambil banyak keputusan sekaligus, sehingga area otak yang bertanggung jawab untuk pengendalian diri menjadi lelah. Hal ini dapat menyebabkan pola perilaku agresif dan membuat frustrasi.

Penipisan ego adalah teori yang menyatakan bahwa untuk tugas-tugas seperti pengambilan keputusan dan menahan godaan, kita memiliki cadangan energi mental yang terbatas. Ketika cadangan ini terkuras, hal itu dapat menyebabkan kita membuat pilihan yang buruk. Penelitian ini meneliti validitas teori ini.

Temuan penelitian

Penelitian ini dilakukan pada peserta yang diberi tugas yang secara sengaja dapat menguras energi mental mereka. Setelah itu, mereka diminta untuk berpartisipasi dalam berbagai permainan yang dirancang untuk membutuhkan agresi dan kerja sama.

Hasilnya dibandingkan, dan diamati bahwa peserta yang mengalami kelelahan mental atau stres menunjukkan perilaku tidak kooperatif seiring berjalannya waktu. Ordali, seorang peneliti di IMT School dan penulis pertama makalah tersebut mengatakan, “Studi kami menunjukkan bahwa kelelahan mental memiliki efek yang terukur pada perilaku dan bahwa, ketika tingkat kelelahan tertentu muncul, orang cenderung berperilaku bermusuhan.”

Pietro Pietrini, salah satu penulis makalah dan direktur Molecular Mind Lab di IMT School, mengatakan, “temuan ini memiliki implikasi penting bagi berbagai situasi dalam kehidupan sehari-hari, termasuk transaksi ekonomi dan perjanjian hukum, karena temuan ini menunjukkan bahwa ketika otak lelah, kita dapat membuat pilihan yang bahkan bertentangan dengan minat kita sendiri.”

Kelelahan dan agresif: Apa hubungannya?

Para peneliti menyelidiki bahwa mengekspos pikiran terhadap pengambilan keputusan yang intens dan pemecahan masalah selama 45 menit dapat menyebabkan kecenderungan tindakan agresif di ruang sosial. Para peneliti menghubungkan pola perilaku ini dengan aktivitas seperti tidur di area otak frontal, yang terkait dengan pengambilan keputusan dan pengendalian impuls. Ketidakpedulian ini dapat menyebabkan tidak adanya pengendalian diri, yang selanjutnya memicu perilaku agresif.

Pilihan Editor: 13 Cara Mengatasi Kelelahan untuk Meningkatkan Semangat Pagi Anda

HINDUSTAN TIMES 

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."