Benarkah Perempuan Bisa Memprediksi Putus Cinta Hanya dengan Petunjuk Ini?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi Pasangan bermasalah/putus. Shutterstock.com

Ilustrasi Pasangan bermasalah/putus. Shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sering diasumsikan bahwa perempuan memiliki indra keenam dalam hubungan mereka. Mereka dianggap lebih peka terhadap pasang surut hubungan mereka, mengatasi masalah, dan bahkan memprediksi nasib hubungan, terutama saat hubungan tersebut hampir berakhir atau momen putus cinta. Perempuan sering dianggap lebih baik dalam 'melihat' tanda-tanda putus cinta.

Secara umum diasumsikan bahwa perempuan dapat dengan cepat memahami ketika hubungan memburuk, tetapi kenyataannya lebih rumit. Teori sosiologi dan evolusi pun mendukung keyakinan ini, mengaitkannya dengan tanggung jawab sosial dan emosional lebih besar yang diyakini dimiliki perempuan dalam hubungan, serta tujuan biologis jangka panjang mereka yang terkait dengan reproduksi.

Namun, sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Journal of Social and Personal Relationships menyelidiki lebih dalam keyakinan ini dan mengungkapkan bahwa ada hal lain di baliknya dan tidak semuanya jelas. Keyakinan ini lebih bernuansa daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Dianggap sebagai Indikator Hubungan

Para peneliti meneliti kepercayaan yang tersebar luas bahwa perempuan bertindak sebagai 'barometer' hubungan. Penulis studi Matthew D. Johnson menjelaskan ada kepercayaan umum dalam komunitas akademis dan secara lebih luas dalam budaya bahwa perempuan adalah pakar atau 'barometer' hubungan, sehingga pandangan mereka tentang hubungan lebih bersifat diagnostik tentang apa yang akan terjadi di masa depan bagi hubungan tersebut daripada pandangan pria." Namun, studi tersebut menemukan bahwa hal ini tidak selalu terjadi. Perempuan lebih baik dalam memprediksi putusnya hubungan hanya dalam satu area tertentu—komitmen.

Studi ini meneliti 314 pasangan dan melacak hubungan mereka selama empat tahun. Studi ini berfokus pada penilaian empat elemen utama hubungan: komitmen, kepuasan, cinta, dan kemungkinan putus cinta. Di antara semua itu, komitmen menjadi prediktor terkuat apakah suatu pasangan akan putus cinta. Namun, hal ini hanya berlaku untuk perempuan. Dedikasi dan upaya yang dilakukan untuk tetap bersama menunjukkan potensi putus cinta, terutama selama dua, tiga, dan empat tahun, tetapi tidak pada tahun pertama.

Hal ini menunjukkan bahwa perempuan tidak memiliki kemampuan universal untuk meramalkan masa depan hubungan mereka, tetapi hanya dapat memprediksi putusnya hubungan berdasarkan komitmen. Sementara pria dan wanita sama-sama pandai memprediksi putusnya hubungan jika menyangkut seberapa bahagia mereka dalam hubungan (kepuasan) dan seberapa besar mereka mencintai pasangannya (cinta). Untuk cinta dan kebahagiaan, tidak ada perbedaan berdasarkan gender. Perasaan kedua pasangan tentang kedua aspek ini sama pentingnya dalam menentukan hasil hubungan.

Namun, ada perbedaan berdasarkan gender dalam komitmen. Hanya komitmen yang memberi perempuan petunjuk untuk memahami masa depan hubungan. Jadi, kapan pun komitmen terasa dipaksakan, itu pertanda perpisahan di masa mendatang. Melemahnya komitmen perempuan merupakan petunjuk yang lebih besar daripada komitmen pria.

Pilihan Editor: Han So Hee Umumkan Putus Cinta dari Ryu Jun Yeol, Ini Alasannya

HINDUSTAN TIMES

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."