Mengenal Gejala Gangguan Kelenjar Tiroid dan Penanganannya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rezki Alvionitasari

google-image
Ilustrasi kelenjar tiroid. shutterstock.com

Ilustrasi kelenjar tiroid. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Kelenjar tiroid berfungsi memproduksi hormon-hormon yang berperan dalam mengontrol proses metabolisme tubuh, termasuk mengatur suhu tubuh. Kelenjar tiroid juga bisa mengontrol penyerapan nutrisi dan penggunaan energi, mengatur reproduksi, mengoptimalkan perkembangan otak dan sistem saraf, serta mengatur tekanan darah dan denyut jantung. 

Menurut dokter spesialis penyakit dalam dari Bethsaida Hospital, Rochsismandoko, mengatakan masyarakat penting memahami bahwa gangguan tiroid sering kali tidak menunjukkan gejala khusus. "Sehingga pemeriksaan dan deteksi dini menjadi sangat krusial. Dengan penanganan yang tepat, pasien dapat terhindar dari komplikasi serius yang menurunkan produktivitas dan kualitas hidup,” ucapnya.

Masalah Gangguan Kelenjar Tiroid 

Masalah tiroid dapat digolongkan menjadi tiga bagian yaitu, perubahan ukuran atau bentuk tiroid yang biasa dikenal dengan gondok, gangguan fungsi hormon tiroid atau kombinasi dari gangguan bentuk, dan gangguan fungsi hormon tiroid. Perubahan ukuran tiroid yang sering dikenal sebagai gondok dibagi menjadi dua yaitu benjolan jinak dan ganas. Sedangkan gangguan fungsi hormon dibagi menjadi hipertiroid (kelebihan hormon) dan hipotiroid (kekurangan hormon).

Gejala Hipertiroid

Rochsismandoko menyebutkan gejala hipertiroid. Pertama adalah gemetar, gelisah, mata melotot. Lalu ada pula gejala penurunan berat badan meski banyak makan. 

Pasien dengan gangguan tiroid juga akan mengalami gangguan tidur, rasa lelah, jantung berdebar-debar. Lalu ada pula gejala intoleransi panas, diare, dan gangguan menstruasi. Pasien juga akan mengalami otot lemah, rasa cemas, nadi cepat, kelenjar gondok membesar.

Gejala Hipotiroid

Lalu ada pula gejala hipotiroid yang akan dialami pasien. Pertama, pasien akan mudah lelah, peningkatan berat badan, pelupa. 

Lalu gejala lain adalah sulit berkonsentrasi, rambut rontok, kulit kering. Kemudian, pasien juga alami intoleransi dingin, kolesterol tinggi, mata sembab. "Terakhir, pasien akan mengalami denyut jantung melemah, suara parau, siklus menstruasi tidak teratur," katanya.

Dampak Gangguan Kelenjar Tiroid

Gangguan kelenjar tiroid ini kerap kali diabaikan. Padahal, jika tidak terdeteksi dan ditangani sejak dini, kelainan tiroid dapat menurunkan produktivitas dan kualitas hidup. Oleh karenanya, penting bagi masyarakat untuk melakukan deteksi dini serta mendapatkan penanganan yang tepat terhadap masalah tiroid. 

Penanganan Gangguan Kelenjar Tiroid

Rochsismandoko mengatakan timnya memberikan perhatian khusus terhadap penyakit tiroid ini. Mulai dari penegakan diagnosa, terapi khusus, hingga penanganan secara komprehensif. Tidak sedikit masyarakat yang menghindari rumah sakit untuk penanganan benjolan tiroid. Alasannya, banyak pasien yang mengira pasien dengan benjolan tiroid harus dioperasi dan harus konsumsi obat seumur hidup. 

Padahal, Rochsismandoko menyebutkan bahwa sekarang untuk pembesaran kelenjar tiroid jinak bisa dilakukan tindakan minimal invasif yang tanpa operasi. "Tindakan ini disebut juga sebagai Radio Frequency Ablation dimana metode ini digunakan untuk memperkecil ukuran sampai menghilangkan tonjolan (nodul) tiroid," katanya. 

Tindakan RFA ini akan melibatkan sebuah elektroda yang dimasukkan ke dalam leher dengan bantuan USG sampai mencapai tumor di dalam kelenjar tiroid, kemudian sebuah generator listrik akan dinyalakan untuk mengalirkan energi termal untuk merusak struktur tumor. Tentu prosedur ini akan menggunakan anastesi lokal sehingga pasien merasa aman dan nyaman selama menjalani prosedur.

Pada umumnya prosedur Radio Frequency Ablation ini akan memakan waktu hanya 30 menit sampai 1 jam dengan kelebihan secara biaya lebih murah dan pasien tidak akan memiliki luka bekas sayatan operasi. Tindakan ini juga pada umumnya tidak menimbulkan rasa sakit baik saat dilakukan prosedur ataupun sesudahnya. Setelah menjalani prosedur RFA ini, dokter akan melakukan observasi selama 10-12 jam. 

Selain itu, prosedur ini tidak memiliki banyak persyaratan namun biasanya pasien akan disarankan untuk melakukan pemeriksaan darah terlebih dahulu. “Kami menyediakan fasilitas lengkap, termasuk Radio Frequency Ablation, untuk penanganan tiroid dengan teknologi terkini dan tim medis berpengalaman, demi memastikan perawatan optimal dan nyaman tanpa operasi konvensional,” ujar Pitono, Direktur Bethsaida Hospital Gading Serpong.

Pilihan Editor: 4 Latihan untuk Menjaga Kesehatan Tiroid, Sikap Lilin hingga Plow Pose

MITRA TARIGAN

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."