Jangan Sepelekan Penyebab Keluarnya Cairan Oranye saat Keputihan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi sakit perut. Shutterstock

Ilustrasi sakit perut. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta -  Dalam kebanyakan kasus, cairan atau lendir yang keluar dari saluran reproduksi perempuan yang sedang keputihan berwarna bening, putih atau putih pucat, atau sedikit kuning dengan konsistensi yang bervariasi. Namun, ada kalanya cairan atau lendir yang keluar semasa keputihan warnanya tidak biasa, seperti merah muda atau oranye.

Sebagaimana dikutip dalam siaran Popsugar, dokter kandungan dan ginekologi bersertifikat Renita F. White, MD menyampaikan bahwa cairan keputihan berwarna oranye biasanya tidak normal, walaupun mungkin tidak perlu dikhawatirkan.

"Meskipun mungkin tidak perlu dikhawatirkan, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui apa yang mungkin terjadi," kata advokat kesehatan perempuan dan anggota Pulse Panel The Honey Pot itu.

Dia menyampaikan beberapa penyebab paling umum cairan keputihan berwarna oranye, termasuk infeksi vagina, implantasi, dan pendarahan yang tidak teratur. "Keluarnya cairan berwarna oranye mungkin merupakan tanda infeksi vagina," kata dokter White.

Menurut dia, infeksi vagina yang terkait dengan keluarnya cairan berwarna oranye meliputi infeksi trikomoniasis dan vaginosis bakterial (BV).

BV cenderung menyebabkan bau "amis" yang khas, gatal, dan rasa terbakar saat buang air kecil, sedangkan trikomoniasis dapat menyebabkan nyeri saat buang air kecil atau berhubungan intim, kemerahan pada alat kelamin, rasa terbakar, dan gatal menurut Mayo Clinic.

Keputihan berwarna oranye dapat pula disebabkan oleh pendarahan implantasi, bercak yang dapat terjadi saat sel telur yang telah dibuahi menempel pada rahim, biasanya dalam 10 hingga 14 hari setelah ovulasi menurut Cleveland Clinic.

Pendarahan ringan ini biasanya berwarna merah muda atau cokelat, tetapi bisa juga tampak agak jingga. Keputihan berwarna jingga yang disebabkan oleh pendarahan implantasi biasanya tidak berbau kuat atau busuk.

Dokter White menyampaikan bahwa pendarahan menstruasi yang tidak teratur serta infeksi gonore, klamidia, atau trikomoniasis juga bisa menyebabkan cairan keputihan berwarna oranye.

Keputihan berwarna oranye yang datang setelah menstruasi selama lebih dari satu siklus, ada kemungkinan terjadi karena darah dari akhir siklus menstruasi bercampur dengan keputihan biasa sehingga menghasilkan warna yang berbeda.

Jika yakin keputihan disebabkan oleh pendarahan menstruasi yang tidak teratur tetapi tidak yakin apa penyebabnya, maka sebaiknya memperhatikan gejala tidak biasa lain yang muncul seperti bau tidak sedap, nyeri tiba-tiba, atau iritasi.

Dokter White menyampaikan bahwa penanganan keputihan berwarna oranye pada akhirnya akan bergantung pada apa yang menyebabkannya.

Keputihan berwarna oranye yang terjadi akibat infeksi bakteri umumnya diatasi menggunakan antibiotik. Kalau penyebabnya infeksi jamur, obat antijamur dapat digunakan untuk mengatasinya.

"Jika pendarahan tidak teratur adalah penyebabnya, dokter kemungkinan akan melakukan evaluasi untuk mengetahui apa yang menyebabkan pendarahan tersebut. Ini akan membantu menentukan pengobatan," kata dokter White.

Evaluasi semacam ini dapat mencakup pemeriksaan fisik dan panggul serta tes darah untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi.

Meskipun keputihan berwarna oranye tidak selalu menandakan munculnya masalah kesehatan, dokter White menyarankan perempuan yang mengalaminya berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan untuk mengetahui penyebab pastinya dan mendapatkan pengobatan jika memang diperlukan.

Pilihan Editor: Segera Periksa ke Dokter Jika Keputihan Berbau Tak Sedap dan Warna Berubah

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."