Jadi Warisan Budaya Dunia, Permintaan Kebaya Disebut Akan Meningkat

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rezki Alvionitasari

google-image
Model memperagakan busana Kebaya Batik Danar Hadi dalam Fashion Nation's 18 Edition, di Senayan City, Jakarta, Kamis, 26 September 2024. Batik Danar Hadi mempersembahkan pagelaran busana bertajuk

Model memperagakan busana Kebaya Batik Danar Hadi dalam Fashion Nation's 18 Edition, di Senayan City, Jakarta, Kamis, 26 September 2024. Batik Danar Hadi mempersembahkan pagelaran busana bertajuk "Kembang Parang" dalam perhelatan Fashion Nation's 18th Edition. TEMPO/Ilham Balindra

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Desainer dan pendiri Burgo Indonesia Fashion School, Jenny Yohana Kansil, berpendapat bahwa pengakuan kebaya sebagai warisan budaya takbenda dunia membuka peluang besar bagi sektor ekonomi kreatif, khususnya dalam industri mode. "Permintaan terhadap kebaya akan meningkat, baik di pasar lokal maupun internasional," ucap Jenny dikutip dari Antara, Sabtu, 7 Desember 2024.

Perempuan yang juga dikenal dengan akronim nama JYK ini berujar, kemajuan ekonomi kreatif di bidang fashion ini akan mendorong perkembangan usaha kecil dan menengah, seperti pembuat kain tradisional, penjahit, hingga desainer untuk mengembangkan produk kebaya yang berkualitas dan kompetitif di pasar global.

Jenny menyebut kebaya sebagai "kanvas" yang dapat memuat tradisi maupun inovasi, memungkinkan penerapan berbagai interpretasi modern dengan tetap mengedepankan akar budaya.

Dengan sifat yang demikian, menurut dia, kebaya punya peluang besar untuk diterima di pasar fashion global. Dia mengemukakan bahwa kebaya bisa menjadi salah satu produk unggulan Indonesia di pasar fashion dunia jika dikemas dengan desain yang tepat.

Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau UNESCO memutuskan untuk memasukkan kebaya dalam daftar warisan budaya takbenda kemanusiaan dalam Sidang Komite Antarpemerintah tentang Warisan Budaya Takbenda di Paraguay pada 4 Desember 2024.

"Kebaya: Pengetahuan, Keterampilan, Tradisi, dan Praktik" dimasukkan ke dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan UNESCO berdasarkan usul dari Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, dan Thailand.

Jenny mengatakan bahwa pengakuan kebaya sebagai bagian dari warisan budaya takbenda kemanusiaan semestinya menjadi pengingat bagi generasi muda untuk mencintai dan melestarikan kebudayaan Indonesia.

"Ini adalah momen bersejarah yang menegaskan keunikan dan kekayaan budaya Indonesia di mata dunia. Kebaya bukan sekadar pakaian, tapi juga simbol identitas, keanggunan, dan warisan leluhur yang harus kita banggakan," katanya.

Setelah kebaya masuk dalam daftar warisan budaya takbenda kemanusiaan, Jenny berharap pemerintah mengadakan program-program edukasi, pameran, festival, dan lomba desain kebaya untuk mendukung upaya pelestarian kebaya.

Masyarakat juga diharapkan berpartisipasi aktif dalam upaya pelestarian dengan lebih sering mengenakan kebaya dalam kegiatan sehari-hari. Jenny mengatakan bahwa masyarakat bisa memanfaatkan platform media sosial untuk membantu mempromosikan pemakaian kebaya.

Sebagai pemilik lembaga pendidikan mode, dia pun siap mendukung upaya pelestarian kebaya melalui edukasi. "Burgo Indonesia siap mendukung para pelaku kreatif, khususnya di bidang fashion, untuk mengembangkan produk kebaya yang berkualitas dan kompetitif di pasar global, yaitu kebaya dengan sentuhan inovatif, tanpa menghilangkan esensi tradisionalnya," ucap Jenny.

Pilihan Editor: OOTD Serbahitam Amanda Manopo, dari Kasual hingga Tradisional

ANTARA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."