Buku Kebaya Keanggunan yang Diwariskan Sampaikan Pesan Kebaya untuk Semua

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Peluncuran buku Kebaya Keanggunan yang Diwariskan bersama Miranti Serad Ginanjar perwakilan dari Tim Nasional kebaya di Jakarta, Senin, 9 Desember 2024/Foto: Cantika/Ecka Pramita

Peluncuran buku Kebaya Keanggunan yang Diwariskan bersama Miranti Serad Ginanjar perwakilan dari Tim Nasional kebaya di Jakarta, Senin, 9 Desember 2024/Foto: Cantika/Ecka Pramita

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaKebaya telah resmi menjadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Namun, hingga hari ini literasi kebaya terutama asal-usulnya masih sangat minim. Karena itulah, muasal kebaya masih diperdebatkan. Ada yang menyebut kebaya berasal dari Arab, Portugis, Tiongkok, bahkan ada pula yang menyakan berasal dari majapahit. Namun, semua pendapat itu memerlukn pembuktian lebih lanjut hingga bisa diterima semuanya. 

Keresahan dan rasa penasaran itulah yang memprakarsai Tim Nasional kebaya menyusun buku bertajuk Kebaya Keanggunan yang Diwariskan. Dikatakan Pemimpin Editorial Miranti Serad Ginanjar terkait asal-usul kebaya ada semacam kesepakatan di mana hampir semua setuju, yakni kebaya merupakan hasil akulturasi berbagai budaya berbusana berbagai penjuru dunia. 

Menurut Miranti, kelembutan, keteguhan, dan emansipasi kebaya bukanlah sekadar pakaian. Kebaya juga merupakan lambang kelembutan, keteguhan, dan emansipasi perempuan Indonesia. "Kami ingin menyampaikan kalau kebaya untuk semua perempuan Indonesia apa pun latar belakangnya. Siapa pun dia perempuan Indonesia yang mengenakan kebaya merasa dirinya anggun dan memiliki jati diri," ucap Miranti dalam talkshow peluncuran buku Kebaya Keanggunan yang Diwariskan, Senin, 9 Desember 2024 di Jakarta. 

Diskusi peluncuran buku Kebaya Keanggunan yang Diwariskan bersama Miranti Serad Ginanjar perwakilan dari Tim Nasional kebaya di Jakarta, Senin, 9 Desember 2024/Foto: Cantika/Ecka Pramita

Tentunya, lanjut Miranti terdapat tantangan dalam menyusun buku yang draf-nya sudah dimulai sejak Februari 2023 lalu. Salah satunya ialah saat proses riset beebrapa data kebaya Indonesia justru tersebar di negara lain sehingga butuh waktu untuk menyatukannya. "Kami banyak dibantu dari pihak luar khususnya saat mendokumentasi kebaya asal Ambon," imbuhnya. 

Kendati buku yang mengupas sudah ada beberapa judul, Miranti berharap buku yang dikerjakan banyak pihak ini bisa menambah khasanah perempuan berkebaya. "Buku ini hadir untuk menambah referensi buku yang sudah ada dan tidak memiliki pretensi untuk lebih dari mengiringi tulisan dan buku yang sudah ada," ucap Miranti. 

Miranti dan tim lainnya berharap dengan kebaya menjadi warisan budaya dan terbitnya buku Kebaya Keanggunan yang Diwariskan ini semoga kelak anak-anak muda semakin banyak yang mengenakan kebaya dan bukan hanya sebagai identitas, para UMKM lokal juga turut maju karena semakin banyak permintaan kebaya dari masyarakat. 

Pilihan Editor: Sah! Kebaya Jadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO, Intip 3 Jenis Kebaya Berikut Ini

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."