Mengapa Hati Jadi Lebih Bahagia saat Sedang Jatuh Cinta?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi pasangan jatuh cinta. shutterstock.com

Ilustrasi pasangan jatuh cinta. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Tanda biologis berupa hasrat untuk bersama orang yang kita cintai menghasilkan aliran dopamin yang dapat menerangi otak. Setiap kali kita berpikir untuk bertemu dengan orang yang kita cintai atau jatuh cinta, atau menghabiskan waktu bersama mereka, kita akan merasakan lonjakan hormon dopamin. Namun, otak tidak bereaksi dengan cara yang sama ketika kita bersemangat dengan pekerjaan. 

Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh ahli saraf CU Boulder menunjukkan mengapa kita lebih suka bersama beberapa orang daripada yang lain. Zoe Donaldson, profesor madya ilmu saraf perilaku di CU Boulder dan penulis utama studi tersebut, dalam rilis media, mengatakan bahwa studi tersebut mengungkap tanda biologis hasrat yang membantu dalam memahami bagaimana otak bereaksi terhadap cinta.

Penelitian ini dilakukan pada tikus padang rumput, sejenis hewan pengerat yang memiliki pola hubungan serupa dengan manusia. Mereka, seperti manusia, suka berpasangan, berbagi rumah, membesarkan anak, dan berduka ketika kehilangan pasangannya.

Penelitian ini mengamati apa yang terjadi pada otak ketika hewan pengerat jatuh cinta, yang memungkinkan terjadinya hubungan intim, dan bagaimana mereka mengatasinya, ketika hubungan itu terputus.

"Sebagai manusia, seluruh dunia sosial kita pada dasarnya ditentukan oleh berbagai tingkat keinginan selektif untuk berinteraksi dengan orang yang berbeda, baik itu pasangan romantis atau teman dekat Anda. Penelitian ini menunjukkan bahwa orang-orang tertentu meninggalkan jejak kimia unik di otak kita yang mendorong kita untuk mempertahankan ikatan ini dari waktu ke waktu," kata Zoe Donaldson.

Untuk penelitian ini, teknologi neuroimaging digunakan dan diamati bahwa berpegangan tangan dengan pasangan, atau mencoba meraih pasangan menunjukkan aliran dopamin, yang menyalakan sensor. Namun, ketika tikus dipisahkan dari pasangannya dan diminta untuk tinggal di area terpisah, tongkat cahaya sensor akan tetap redup.

Studi ini membantu memahami peran hormon dopamin dalam memotivasi kita untuk terhubung dengan kekasih. Ada juga lonjakan dopamin ekstra saat kita menghabiskan waktu berkualitas dengan mereka sehingga merasa lebih bahagia. 

Apa yang terjadi ketika kita patah hati?

Penelitian ini memberikan secercah harapan bagi orang-orang yang telah mengalami putus cinta yang menyakitkan atau telah berpisah dari kekasih mereka. Terlihat bahwa ketika pasangan tikus dipisahkan selama lebih dari empat minggu, dan kemudian dipertemukan kembali, aliran dopamin berkurang. Hal ini menunjukkan bahwa seiring berjalannya waktu, hati akan pulih dan mencari seseorang yang baru untuk memulai semuanya lagi.

Pilihan Editor: Benarkah Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama Rasanya Hanya Sesaat?

HINDUSTAN TIMES 

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."