CANTIKA.COM, Jakarta - Ada lagi daya pikat yang disuguhkan Stasiun Yogyakarta di akhir tahun ini. Selain ada dekorasi patung Santa Claus setinggi lima meter, ada pula pameran batik yang bisa kamu sambangi.
PT KAI Daop 6 Yogyakarta bersama KAI menggelar Roadshow Batik untuk memeriahkan libur Natal dan Tahun Baru atau Nataru di Stasiun Yogyakarta. Pameran karya batik bertema "Menelisik Batik, Merawat Riwayat", digelar mulai 21-31 Desember 2024 di Hall pintu timur stasiun.
Kegiatan yang berkolaborasi dengan Lawasan Batik itu bertujuan melestarikan warisan budaya Indonesia sekaligus memperkenalkan kekayaanbatik kepada masyarakat luas.
Executive Vice President Daop 6 Yogyakarta, Bambang Respationo mengatakan pameran ini mempertemukan sejarah transportasi kereta api dengan kekayaan budaya Nusantara melalui 30 koleksi batik Vorstenlanden yang sarat makna.
Vorstenlanden merupakan sebutan untuk wilayah-wilayah kerajaan yang berada di bawah kekuasaan empat monarki pecahan dari Kesultanan Mataram. Yaitu, Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, Kadipaten Mangkunegaran dan Kadipaten Pakualaman.
"Kami bangga menjadi bagian dari pameran Menelisik Batik, Merawat Riwayat. Stasiun Yogyakarta sebagai pintu gerbang budaya adalah tempat yang tepat untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya melestarikan batik sebagai warisan dunia," kata Bambang Respationo pada sambutannya dalam acara seremonial pembukaan Roadshow Batik, Ahad, 22 Desember 2024.
"Selain itu, Stasiun Yogyakarta sebagai ruang publik strategis yang tidak hanya memiliki desain estetik tetapi juga bersejarah," tambahnya.
Stasiun Yogyakarta Turut Melestarikan Budaya
Sebagai salah satu stasiun tertua, Stasiun Yogyakarta menjadi saksi perjalanan budaya dan ekonomi Yogyakarta. Kereta api tidak hanya menjadi alat transportasi, tetapi juga penghubung berbagai tradisi, termasuk batik, yang kini diakui sebagai warisan budaya tak benda UNESCO.
"Dengan adanya pameran ini Daop 6 juga mengajak para pelanggan untuk menyelami hubungan mendalam antara sejarah transportasi, kekayaan alam, dan seni kriya Batik," kata Bambang.
Jalur kereta api pertama di Indonesia, yang dibangun pada 1867 oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM), menghubungkan Semarang dan Yogyakarta. Jalur ini berperan penting dalam pengangkutan hasil bumi, termasuk indigofera (nila), salah satu pewarna alami yang menjadi komoditas ekspor unggulan pada masa itu. Pewarna biru ini memiliki keterkaitan erat dengan batik Vorstenlanden, yang menonjolkan motif klasik dengan warna-warna simbolis.
Bambang Respationo juga mengungkapkan Daop 6 mempersilakan kepada masyarakat yang ingin memanfaatkan non commercial public space stasiun secara gratis untuk melakukan kegiatan-kegiatan bersifat non komersial seperti pameran, kampanye, sosialisasi, dan lainnya.
"Kami berharap stasiun-stasiun Daop 6 Yogyakarta dapat terus menghadirkan kebahagiaan serta hal-hal baru yang bermanfaat bagi pelanggan dan tentunya membuat perjalanan kereta api semakin berkesan," katanya.
Ketua I Paguyuban Pecinta Batik Indonesia (PPBI) Laretna T. Adishakti mengatakan pameran ini menjadi pengingat bahwa batik bukan sekadar seni tekstil, melainkan representasi sejarah, ekonomi, alam, dan budaya.
Melalui Stasiun Yogyakarta dan Lempuyangan, juga dapat memahami bagaimana kereta api turut melestarikan dan menyebarluaskan kekayaan budaya ini, menghubungkan Yogyakarta dengan berbagai wilayah lain, dan memperkuat identitas bangsa.
"Saya memberikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pameran ini. Semoga acara ini dapat menginspirasi generasi muda untuk terus menjaga dan mengembangkan pusaka budaya kita, sekaligus mengingatkan kita akan pentingnya kolaborasi antara transportasi, alam, budaya, dan sejarah," kata Laretna.
Roadshow Batik bersama KAI ini akan diramaikan dengan beberapa kegiatan di antaranya adalah Pameran Batik, kemudian juga ada Fashion Show Batik, Nyanting dan Healing, Jogja Walking Tour, serta lainnya.
Pilihan Editor: Yogyakarta Bakal Helat 135 Acara di Tahun 2025
M. SYAIFULLAH
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika