CANTIKA.COM, Jakarta - Aktris, Blake Lively menggugat rekan mainnya, Justin Baldoni di film It Ends with Us dengan tuduhan pelecehan seksual. Gugatan itu diajukan sebagai tindak lanjut dari perang yang sudah berlangsung berbulan-bulan sejak pembuatan film hingga dirilis pada 6 Agustus 2024 di AMC Lincoln Square di New York City.
Perang hukum Lively kepada lawan main sekaligus sutradara film yang diadaptasi dari novel dengan judul sama karya Colleen Hoover ini, lantaran ia menuduh perilaku Baldoni tak elok selama proses syuting berlangsung.
Ia menuntut Justin Baldoni agar tak lagi memperlihatkan video telanjang atau gambar perempuan kepada Blake, menyebutkan dugaan kecanduan pornografi, berdiskusi cara menaklukkan seksual, menyebutkan alat kelamin kepada pemain dan kru, menanyakan berat badannya, dan membahas ayah Blake yang sudah meninggal.
"Tidak ada lagi penambahan adegan seks, seks oral, atau klimaks di depan kamera oleh BL di luar cakupan naskah yang disetujui BL saat menandatangani proyek tersebut," demikian tuntutan tambahan dalam gugatan yang diperoleh TMZ pada Sabtu, 21 Desember 2024.
Disebutkan dalam gugatan itu, ketegangan selama proses syuting ini sempat diselesaikan dalam sebuah pertemuan yang dihadiri semua kru. Pertemuan itu juga dihadiri Ryan Reynolds, suami Blake Lively.
Tim Baldoni Dituduh Melakukan Kampanye di Media Sosial
Blake Lively dan Justin Baldoni dalam cuplikan film It Ends with Us. Foto: Sony Pictures.
Tuntutan dalam pertemuan itu diklaim sudah disetujui Sony Pictures, pihak yang mendistribusikan film ini dan Wayfarer Studios, rumah produksi milik Baldoni. Namun, Lively mengklaim, Baldoni bersama timnya terlibat dalam kampanye "manipulasi sosial" untuk menghancurkan reputasinya setelah pertemuan itu. Dalam gugatan Lively, terdapat langkah-langkah yang diduga dilakukan oleh Baldoni untuk mengatur kampanye kotor lewat media sosial itu.
The New York Times mendapatkan teks yang disertakan dalam gugatan itu. Teks itu mencakup pesan-pesan dari perwakilan humas Baldoni yang mengajukan proposal untuk menyewa buzzer untuk melancarkan serangan di media sosial.
Menurut Lively, ia merasa perlu menggugat untuk memulihkan nama baiknya. Gugatan tersebut mengklaim bahwa kampanye tersebut menyebabkan kerugian bagi bisnisnya dan menyebabkan "tekanan emosional yang parah" pada keluarganya.
"Ia menderita kesedihan, ketakutan, trauma, dan kecemasan ekstrem, yang tidak hanya berdampak pada dirinya, namun juga keluarganya, termasuk suami dan keempat anaknya," demikian pernyataan dalam gugatan itu.
Menurut pengaduan Lively, "dampak emosional yang dialami Nona Lively sangat ekstrem, tidak hanya berdampak pada dirinya, namun juga keluarganya, termasuk suami dan keempat anaknya."
"Saya berharap tindakan hukum saya membantu menutup tabir taktik pembalasan yang jahat ini demi menyakiti orang-orang yang berani berbicara tentang pelanggaran dan membantu melindungi orang lain yang mungkin menjadi korban."
Tanggapan Justin Baldoni
Pengacara Justin Baldoni, Bryan Freedman, mengecam gugatan pelecehan seksual tersebut. Ia menilai Lively sedang berupaya memulihkan nama baiknya akibat perbuatannya sendiri.
“Sangat memalukan bahwa Nona Lively dan perwakilannya melontarkan tuduhan yang begitu serius dan salah terhadap Tuan Baldoni, Wayfarer Studios, dan perwakilannya, sebagai upaya putus asa untuk 'memperbaiki' reputasi negatifnya yang diperoleh dari ucapannya sendiri dan tindakan selama kampanye untuk film tersebut; wawancara dan kegiatan pers yang diamati secara publik, secara real time dan tidak diedit, yang memungkinkan internet untuk menghasilkan pandangan dan opini mereka sendiri,” kata Freedman seperti dilaporkan The Hollywood Reporter.
Freedman melanjutkan dengan mengatakan Lively adalah mimpi buruk di lokasi syuting, "Ia mengancam untuk tidak muncul di lokasi syuting, tidak mempromosikan film tersebut, yang pada akhirnya menyebabkan kehancurannya saat dirilis."
Kampanye Buruk yang Disebut Hancurkan Reputasi Blake Lively
Setelah perilisan film ini, Blake Lively yang berperan sebagai Lily Bloom, dianggap tak mampu mempresentasikan pesan kesadaran terhadap isu kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang menjadi isu It Ends with Us. Dalam sebuah video TikTok viral, Meredith Manfields menyatakan bahwa yang membuat banyak pihak merasa geram adalah bagaimana Blake Lively mempromosikannya sebagai film komedi-romantis, seakan mengabaikan pesan penting untuk tema berat tersebut di baliknya.
Film It Ends with Us mengisahkan Lily Bloom, seorang gadis pemilik toko bunga yang jatuh cinta pada seorang ahli bedah saraf menawan bernama Ryle Kincaid yang dimainkan oleh Justin Baldoni. Ketika cinta mereka saling bersambut, hubungan mereka malah mengingatkan Lily dengan pengalaman kekerasan yang ia saksikan dialami ibunya selama ia tumbuh dewasa.
Pilihan Editor: Blake Lively Tampil Memukau Berbalut Gaun Kristal dan Jubah Dramatis
TMZ| THE NEW YORK TIMES| THE HOLLYWOOD REPORTER| HANIN MARWAH | ISTIQOMATUL HAYATI
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika