CANTIKA.COM, Jakarta - Trusmi menjadI destinasi wisata belanja yang selalu dikunjungi pelancong dari luar daerah jika ingin membeli batik Cirebon. Berbagai macam motif batik khas Cirebon dapat dibeli di Desa Trusmi, Kecamatan Plered, Kabupaten Cirebon.
Pegiat budaya dan pendiri komunitas Kendi Pertula Cirebon Raden Chaidir Susilaningrat mengatakan bahwa kerajinan batik di Cirebon memang terpusat di Trusmi. Keahlian membatik diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi hingga akhirnya masih bertahan dan semakin berkembang hingga saat ini. "Trusmi selama ini dikenal sebagai kampungnya perajin batik Cirebon,” kata dia, Senin, 6 Januari 2025.
Kini tidak hanya di Trusmi, desa tetangga pun berkembang menjadi kampung pembatik. Berdasarkan data dari Komarudin Kudiya, pemilik Rumah Batik Komar yang juga berasal dari keluarga perajin batik Trusmi, terdapat 1.435 perajin batik yang tersebar di Desa Trusmi Kulon, Trusmi Wetan, Gamel, Sumur Siat, Kaliwulu, Sarabau, Panembahan, dan Kalitengah. Mereka memproduksi mulai dari bahan kemeja, selendang, kain sarung, kain panjang/jarik, scarf, bahan blus dan kimono yang wilayah pemasarannya pun semakin meluas.
Berawal dari Ki Buyut Trusmi
Menurut Chaidir, keberadaan perajin batik di Trusmi sudah ada sejak lahirnya padukuhan Cirebon yang dibuka oleh Mbah Kuwu Cirebon. Padukuhan inilah asal-muasal Cirebon sebelum menjadi sebuah keraton.
Fakta tertulis terkait Trusmi sebagai daerah perajin batik memang belum ditemukan. Namun menurut penutur sejarah, batik diajarkan secara turun temurun oleh leluhur mereka, yaitu Ki Buyut Trusmi. Dalam perjalanannya, batik buatan perajin di Trusmi ini kualitasnya sangat bagus, sama dengan kualitas batik yang dihasilkan perajin-perajin batik yang ada di keraton. “Akhirnya batik buatan perajin di Trusmi ini pun digunakan oleh orang-orang keraton,” tutur Chaidir.
Gerbang Kawasan Batik Trusmi, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. TEMPO/Ivansyah
Dua Motif Populer
Di sinilah kemudian muncul dua motif batik yang populer saat itu, yaitu motif batik keraton dan motif batik pesisiran. Motif batik keraton mengambil sesuatu yang berhubungan dengan keraton, seperti motif Siti Inggil, motif singa barong, motif taman sari dan lainnya yang ada di lingkungan keraton. Motif batik keraton ini pun dulunya hanya digunakan oleh orang-orang yang ada di lingkungan keraton.
Sedangkan motif pesisiran lebih dinamis, lebih bebas, dan terinspirasi dari alam. Motif ini antara lain ikan, tanaman, bunga, dan lainnya. Motif ini kemudian semakin berkembang seiring dengan masuknya orang-orang Tionghoa di Cirebon.
Sejumlah motif batik Cirebon diadaptasi dari motif Tionghoa, salah satunya motif mega mendung yang sudah terkenal dan menjadi ciri khas motif batik Cirebon. Saat ini sudah ratusan motif batik yang dihasilkan perajin batik di Cirebon, termasuk Trusmi. Keberadaan kreator-kreator batik juga menambah beragamnya motif batik Cirebon di kampung batik Trusmi.
Penjualan Tradisional
Jika kini showroom bermunculan di kawasan Trusmi, dulunya penjualan batik dilakukan secara tradisional dari toko ke toko, dari pasar ke pasar. Seiring dengan program pemerintah untuk menggenjot sektor pariwisata, batik Trusmi semakin berkembang hingga akhirnya bermunculan showroom-showroom batik yang dikembangkan dari rumah-rumah pengusaha batik.
Kesenjangan antara pembatik dan pemilik modal juga terlihat. “Kalau tidak punya keahlian tapi punya modal, bisa jadi pengusaha batik. Kalau punya keahlian membatik tapi tidak punya modal, maka tidak bisa jadi pengusaha,” tutur Chaidir.
Untuk itu, lanjut Chaidir, diperlukan intervensi pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup pembatik tradisional. Intervensi itu di antaranya melakukan klasifikasi pembatik yang ahli dan pemula sehingga pembatik yang ahli bisa mendapatkan hasil yang lebih dari yang didapatkanya selama ini.
Sementara itu Lutfiyah Handayani, pemilik batik Samida, menjelaskan bahwa dulunya Trusmi memiliki koperasi batik Budi Tresna yang sempat jaya dan menaungi banyak perajin batik di daerah itu. “Namun kini perlahan keberadaan koperasi mulai memudar. Padahal sampai tahun 90-an kami masih mendapatkan bagian mukena dari koperasi,” tutur Lutfiyah.
Pilihan Editor: Siasat Batik Trusmi Menjaga Kualitas Batik dan Tren yang Terus Berputar
MILA NOVITA | TMN IVANSYAH
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika