CANTIKA.COM, Jakarta - Tren traveling 2025 adalah tentang memperlambat dan merangkul pendekatan yang lebih santai untuk liburan. Alih-alih menjejali rencana perjalanan yang padat dengan banyak tujuan , orang-orang memilih untuk tinggal lebih lama di satu lokasi.
Perjalanan yang lambat dan singkat berevolusi menjadi pengalaman yang mendalam, melahirkan tren baru, 'menginap lebih lama.' Hal ini memungkinkan wisatawan untuk sepenuhnya menjelajahi dan terhubung dengan satu tujuan sambil juga menikmati lebih banyak waktu jauh dari rumah dan kantor.
Menurut laporan Prospek Perjalanan 2025 dari Skift Research , perusahaan perjalanan memperkirakan peningkatan 24 persen dalam jumlah perjalanan yang direncanakan untuk tahun mendatang dibandingkan dengan tahun 2024. Perjalanan liburan panjang kini telah menjadi pilihan perjalanan paling populer, melampaui liburan akhir pekan dan perjalanan darat singkat. Laporan tersebut bahkan telah menyatakan tahun 2025 sebagai "tahun liburan panjang," dengan para pelancong mencari waktu istirahat yang lebih lama untuk bersantai dan menjelajahi destinasi lebih dalam.
Julia Carter, pendiri perusahaan perjalanan mewah Craft Travel, berbagi dengan BBC , "Para pelancong kini tidak lagi terburu-buru mengambil foto di tempat wisata yang ramai atau hotel terkenal hanya untuk mengatakan bahwa mereka pernah ke sana. Sebaliknya, mereka semakin menyadari bahwa destinasi wisata benar-benar terasa hidup ketika Anda memperlambat langkah dan meluangkan waktu."
Perjalanan Bleisure
Penurunan traveling tercermin dalam rata-rata lama perjalanan hampir dua minggu bagi pelancong mewah, menurut Laporan Perjalanan Mewah Zicasso . Laporan tersebut juga menyoroti peningkatan "perjalanan campuran," sebuah tren yang menggabungkan pekerjaan dan liburan, yang sering dijuluki "bleisure." Bagi mereka yang mencari keseimbangan, ini bisa berarti menemukan kafe yang tenang atau tempat yang indah di sela-sela rapat.
India memimpin dengan 92 persen responden berencana untuk memasukkan pekerjaan dan liburan ke dalam perjalanan mereka pada tahun 2025, diikuti oleh Tiongkok dengan 84 persen. Jerman berada di peringkat berikutnya dengan 79 persen, sementara AS dan Inggris berada di peringkat yang sama dengan 72 persen. Tren ini mencerminkan perubahan dalam cara wisatawan menjalani waktu liburan mereka, yang berupaya memadukan produktivitas dengan relaksasi.
Pilihan Editor: 5 Tips Bisa Tidur Nyenyak selama Traveling Menurut Ahli
HINDUSTAN TIMES
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika