Curhat Wamen Stella Christie Jadi Peneliti, Berasa Bos untuk Diri Sendiri

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie di kantor Tempo,  Jakarta, 8 Januari 2025. TEMPO/Fardi Bestari

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie di kantor Tempo, Jakarta, 8 Januari 2025. TEMPO/Fardi Bestari

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Sebelum resmi dilantik menjadi Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) pada Oktober 2024 lalu, Stella Christie telah akrab dengan dunia meneliti sebagai peneliti perempuan. Perempuan berkacamata menjadi peneliti dan guru besar di Tsinghua University, Beijing, Cina. 

Perempuan kelahiran  11 Januari 1979 ini membagikan cerita serunya menjadi peneliti. Menurut Stella yang paling nyata ialah menjadi peneliti waktunya lebih fleksibel dan bisa dikerjakan kapan saja. "Kita punya kebebasan waktu, bisa melakukan di luar jam kantor, kaya saya misalnya melakukan penelitian kalau anak saya sudah tidur. Kalau anak sudah tidur barulah saya kerja," ucap alumnus SMA Santa Ursula ini. 

Namun, kondisi tersebut menjadi tidak masalah karena kembali keleluasaan waktu masing-masing peneliti. Selain itu, kelebihan lain menjadi peneliti adalah kita bisa menjadi bos untuk diri sendiri karena bisa mengatur waktu untuk diri sendiri, benar-benar advantages. 

"Kondisi tersebut ternyata bisa menjadi jalan keluar bagi perempuan peneliti, bahkan lebih memungkinkan jika dibanding pekerjaan lain yang mengharuskan bekerja dari kantor," ucap Stella kepada Cantika saat berkunjung ke kantor Tempo, Rabu, 8 Januari 2025. 

Lalu serunya lagi adalah kita punya kebebasan mencari hal menarik untuk diteliti yang sesuai dengan minat kita. Selain itu menjadi peneliti juga sangat bermanfaat untuk orang lain. Sebab, walau tidak Semua mnejadi peneliti, tetapi semua orang adalah research consumen, atau konsumen menggunakan hasil penelitian yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. 

"Misalnya orang tua yang mempertanyakan apakah anak-anak bisa nonton atau main gadget, nah di situlah fungsinya hasil penelitian untuk memutuskan apa yang bisa kita terapkan dan putuskan apa yang mau kita pilih," imbuh Stella. 

Belum lagi bidang kesehatan, kalau kita berobat dihadapkan banyak pilihan treatment misalnya. "Kita bisa mencari tahu dari berbagai hasil penelitian untuk memudahkan pilihan mana pengobatan yang sesuai dengan kondisi kita," ucap peraih Ph.D bidang Psikologi Kognitif ini. 

Pilihan Editor: Stella Christie Ungkap Konsekuensi Jika Bergantung pada Artificial Intelligence

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."