CANTIKA.COM, Jakarta - Hubungan tanpa status atau situasional sangat populer di dunia kencan. Istilah ini merujuk pada jenis hubungan kasual di mana dua orang terlibat asmara tetapi menghindari komitmen penuh atau mendefinisikan hubungan dengan label definitif seperti 'pacar' atau 'kekasih'. Ini adalah limbo aneh yang tidak memiliki keterikatan emosional, janji, atau komitmen. Di permukaan, ini mungkin tampak seperti 'menguji coba' atau sekadar mencoba hal baru, tetapi ada lebih dari sekadar yang terlihat.
Dalam wawancara dengan HT, Dr Sajeela Maini, Konsultan Psikolog Senior di Rumah Sakit Sir Ganga Ram di New Delhi, menjelaskan mengapa orang ragu untuk berkomitmen sehingga terjebak dalam hubungan status.
1. Memahami Situasi
Dr Maini menjelaskan lebih lanjut tentang hubungan situasional dan berkata, “Hubungan situasional sering kali dimulai dengan santai, di mana dua orang terlibat dalam keintiman fisik dan emosional tanpa membahas masa depan. Hubungan ini bisa menyenangkan dan tidak terlalu menegangkan pada tahap awal, karena tidak ada harapan akan komitmen jangka panjang.
Tidak seperti hubungan tradisional, hubungan situasional sering kali tidak memiliki definisi yang jelas atau tujuan jangka panjang. Namun, kebebasan ini sering kali disertai dengan serangkaian tantangan dan kerentanan emosionalnya sendiri.”
2. Memahami alasan di balik hubungan situasional
Betapapun kerennya seseorang mencoba untuk bersikap, setiap keputusan dan pilihan memiliki alasan yang dipikirkan dengan matang. Mungkin tampak jelas bahwa Gen Z bersifat spontan dan keren, itulah sebabnya mereka mengejar hubungan kasual, tetapi ada lebih banyak alasan yang mungkin tidak langsung terlihat.
Dr Maini mencantumkan alasan-alasan utama dan memberikan uraian rinci untuk memahami alasan di balik situasi tersebut:
- Takut akan kerentanan dan penolakan
Salah satu alasan utama munculnya hubungan situasional adalah ketakutan—ketakutan akan kerentanan, penolakan, atau kehilangan kemandirian. Dalam dunia yang menghargai kebebasan individu dan pemenuhan diri, komitmen dapat terasa seperti ancaman terhadap otonomi pribadi.
- Kepuasan instan dan koneksi sekali pakai
Kencan modern sering kali dipengaruhi oleh budaya kepuasan instan dan koneksi sekali pakai, yang dapat membuat komitmen jangka panjang tampak kurang menarik. Maraknya aplikasi kencan , yang menyediakan pilihan tak terbatas, juga menumbuhkan paradoks pilihan. Banyak orang ragu untuk berkomitmen, khawatir mereka mungkin kehilangan seseorang yang lebih baik.
2. Pengalaman masa lalu dan perlindungan emosional
Orang yang pernah terluka dalam hubungan sebelumnya mungkin enggan berkomitmen untuk melindungi diri dari rasa sakit di masa mendatang. Ketakutan untuk mengulangi kesalahan masa lalu dapat menyebabkan keengganan untuk berinvestasi penuh dalam hubungan baru.
3. Perubahan Norma Masyarakat
Norma-norma sosial telah bergeser, dan alur waktu tradisional untuk berpacaran, menikah, dan berkeluarga telah digantikan oleh pengaturan yang lebih fleksibel. Pergeseran ini membuat banyak orang harus menjalani kehidupan romantis yang belum pernah mereka lalui sebelumnya.
Komitmen mungkin tampak menakutkan. Namun, itu mungkin. Dr Maini membagikan tiga kiat tentang bagaimana seseorang bisa membangun komitmen:
1. Komunikasi Terbuka
Langkah pertama adalah kejelasan. Komunikasi terbuka tentang maksud dan harapan sangat penting untuk menghindari kesalahpahaman. Mendefinisikan hubungan tidak harus menakutkan; bisa sesederhana mendiskusikan apa yang diinginkan masing-masing orang dan bagaimana mereka melihat hubungan tersebut berkembang.
2. Kepercayaan
Kepercayaan adalah landasan lain dari komitmen. Hal ini membutuhkan konsistensi, kejujuran, dan keandalan. Ketika kedua pasangan merasa aman dan dihargai, mereka cenderung lebih terlibat secara emosional dalam hubungan tersebut.
3. Pertumbuhan pribadi
Komitmen dimulai dengan kemauan untuk menghadapi ketakutan dan rasa tidak aman seseorang. Terapi, refleksi diri, atau mencari nasihat dari teman-teman yang tepercaya dapat membantu individu memahami pola mereka dan membuat pilihan yang lebih sehat.
Ia menyimpulkan lebih lanjut, "Meskipun hubungan yang bersifat situasional mungkin menawarkan kemudahan sementara, hubungan tersebut sering kali membuat orang menginginkan lebih. Dengan menerima kerentanan dan menumbuhkan kepercayaan, individu dapat mengatasi ketidakpastian dan menciptakan hubungan yang bertahan lama."
Hubungan yang tidak serius mungkin tampak seperti cara yang tidak serius untuk menghindari komitmen dan menyembunyikan masalah yang lebih dalam yang tersembunyi di balik permukaan. Seperti yang disebutkan Dr. Maini tentang pertumbuhan pribadi dan menghadapi rasa tidak aman, penting untuk melihat ke dalam dan melakukan introspeksi.
Pilihan Editor: 10 Tanda Kamu Terjebak Situationship atau Hubungan Tanpa Status
HINDUSTAN TIMES
Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika