Hindari 6 Kesalahan Ini saat Melamar Pekerjaan, Menurut Pakar

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi wanita mencari lowongan kerja. shutterstock.com

Ilustrasi wanita mencari lowongan kerja. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaMelamar pekerjaan bisa terasa seperti siklus yang tak pernah berakhir– mengirimkan lamaran, memperbarui resume, dan tetap tidak mendapat respons. Hal ini bisa membuat frustrasi, dan banyak pencari kerja bertanya-tanya apa yang mungkin mereka lakukan salah. Pakar teknologi yang berbasis di Kerala, Abhishek Nair, baru-baru ini membagikan sebuah postingan di X, yang menunjukkan enam kesalahan umum yang dapat menghalangi kamu mendapatkan pekerjaan impian.

Berdasarkan pengalamannya sendiri dan wawasan dari perekrut, berikut saran Nair untuk menghindari kesalahan melamar pekerjaan

1. Kurangnya pengalaman praktis

Menurut Nair, salah satu kesalahan terbesar yang dilakukan pencari kerja adalah tidak memiliki cukup pengalaman langsung. Di pasar kerja saat ini, sekadar mengetahui teori saja tidak cukup, pemberi kerja menginginkan bukti bahwa kamu benar-benar dapat melakukan pekerjaan tersebut.

Tentu, gelar dan sertifikasi dapat membantu resume kamu diperhatikan, tetapi hal itu tidak akan membuat kamu langsung mendapatkan pekerjaan kecuali kamu dapat menunjukkan penerapan keterampilan kamu di dunia nyata. Itulah sebabnya Nair menekankan pentingnya memiliki portofolio yang kuat.

Misal jika kamu menyukai desain atau coding, memamerkan proyek nyata dapat membuat perbedaan besar. Ini bukan hanya tentang apa yang kamu ketahui, melainkan juga tentang apa yang bisa kamu lakukan

2. Melamar tanpa strategi

Kesalahan umum lain yang dilakukan banyak pencari kerja adalah melamar setiap pekerjaan yang mereka temui, berharap bahwa sesuatu pada akhirnya akan berhasil. Namun Nair memperingatkan bahwa strategi ini dapat lebih banyak menimbulkan kerugian daripada manfaat.

Mengirimkan lamaran umum tanpa menyesuaikannya dengan kemampuan kamu dapat membuat kamu tampak tidak fokus, atau lebih buruk lagi, putus asa. Perekrut sering kali dapat mengetahui kapan resume belum disesuaikan, dan itu dapat merusak peluang kamu.

Sebaliknya, Nair menyarankan untuk lebih selektif. Fokus pada lowongan kerja yang benar-benar sesuai dengan keterampilan dan minat kamu, dan luangkan waktu untuk mempersonalisasi resume dan surat lamaran kamu. Menunjukkan bahwa kamu telah memikirkan lamaran dengan matang akan memberikan kesan yang jauh lebih kuat pada pemberi kerja.

3. Abai dengan personal branding

Di dunia digital saat ini, Nair menekankan bahwa membangun personal branding lebih penting dari sebelumnya. Jika profil LinkedIn kamu tidak lengkap atau media sosial terkunci, kamu akan mempersulit perekrut untuk menemukan kamu. Menurut Nair, para pencari kerja harus fokus menciptakan kehadiran daring yang kuat dengan membagikan pekerjaan mereka, mendokumentasikan perjalanan belajar mereka, dan terlibat dengan orang lain di industri mereka.

Ini bukan hanya tentang visibilitas, tetapi juga tentang kredibilitas. Merek pribadi yang dibangun dengan baik membantu kamu menonjol dan memposisikan kamu sebagai profesional yang berpengetahuan luas di bidang kamu, sehingga perekrut lebih mungkin memperhatikan kamu.

4. Mengabaikan kekuatan jaringan

Jaringan adalah bagian penting dari pencarian kerja, tetapi banyak pencari kerja tidak cukup memperhatikannya. Nair menunjukkan bahwa hanya mengandalkan portal pekerjaan saja tidak cukup lagi. Sebaliknya, ia mendorong para kandidat untuk fokus membangun koneksi nyata dalam industri mereka. Baik melalui LinkedIn, acara industri, atau komunitas daring, terlibat dengan para profesional dapat membuka pintu yang tidak dapat dibuka oleh lamaran kerja saja.

Ini bukan hanya tentang siapa yang kamu kenal, tetapi tentang siapa yang mengenal kamu. Jaringan yang kuat dapat menghasilkan peluang, referensi, dan wawasan berharga yang memberi kamu keunggulan dalam pencarian kerja. 

5. Terlalu mengandalkan kata kunci

Dalam hal resume, banyak pencari kerja terjebak dalam perangkap memasukkan kata kunci seperti "bermotivasi diri" atau "pemain tim." Meskipun sifat-sifat ini penting, Nair menunjukkan bahwa sifat-sifat ini sebenarnya tidak memberi tahu perekrut banyak hal tentang keterampilan atau pengalaman kamu.

Pemberi kerja menginginkan hal-hal spesifik, mereka ingin melihat apa yang telah kamu lakukan, bukan hanya mendengar apa yang kamu klaim. Alih-alih mengandalkan kata sifat yang samar, Nair menyarankan para pencari kerja untuk menyoroti contoh nyata dari pekerjaan mereka. Tunjukkan bagaimana kamu telah memecahkan masalah, menguasai alat atau program, dan membuat dampak dalam peran kamu sebelumnya. Bukti konkret atas kemampuan kamu lebih berdampak daripada frasa umum, sehingga membuat resume kamu jauh lebih menarik.

6. Menunggu pekerjaan yang 'sempurna'

Salah satu kesalahan terbesar yang dilakukan para pencari kerja adalah menunggu kesempatan yang "sempurna" untuk muncul. Nair memperingatkan terhadap pola pikir ini, menjelaskan bahwa jika kamu menunggu semuanya berjalan dengan benar, kamu mungkin kehilangan peluang besar.

"Peluang terbaik diberikan kepada mereka yang sudah bergerak, bukan mereka yang menunggu untuk siap," katanya.

Alih-alih menahan diri hingga merasa benar-benar siap, Nair mendorong para kandidat untuk mulai melamar dan menunjukkan kemampuan mereka. Sebenarnya, kamu tidak akan pernah merasa benar-benar siap, tetapi cara terbaik untuk berkembang dan memperoleh pengalaman adalah dengan terjun langsung dan belajar di sepanjang jalan.

Singkatnya, melamar pekerjaan bisa jadi sulit, tetapi tidak harus terasa seperti siklus penolakan yang tak berujung. Dengan menghindari kesalahan umum yang ditunjukkan Nair seperti melamar pekerjaan tanpa fokus hingga mengabaikan personal branding, kamu dapat mempersiapkan diri untuk meraih kesuksesan. Semakin kamu memposisikan diri sebagai kandidat yang tepat, semakin besar peluang kamu mendapatkan pekerjaan impian itu.

Pilihan Editor: Tips Negosiasi Gaji saat Melamar Pekerjaan, Coba Pakai Efek Bunglon

TIMES OF INDIA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."